Menkumham : Warga Gereja Tidak Boleh Diam Melihat Ketidakadilan

Redaksi - Minggu, 02 Februari 2020 19:24 WIB

Warning: getimagesize(https://www.hariansib.com/cdn/uploads/images/2020/02/_111_Menkumham---Warga-Gereja-Tidak-Boleh-Diam-Melihat-Ketidakadilan-.jpg): Failed to open stream: HTTP request failed! HTTP/1.1 404 Not Found in /home/u956909844/domains/hariansib.com/public_html/amp/detail.php on line 170

Warning: Trying to access array offset on value of type bool in /home/u956909844/domains/hariansib.com/public_html/amp/detail.php on line 171

Warning: Trying to access array offset on value of type bool in /home/u956909844/domains/hariansib.com/public_html/amp/detail.php on line 172
Menkumham  Yasonna Laoly

Jakarta (SIB)

Warga Gereja harus turut berperan aktif dalam membangun perlindungan Hak Asasi Manusia (HAM) di tengah-tengah masyarakat, demikian disampaikan Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly dalam kuliah umum di Sekolah Tinggi Filsafat Teologi Jakarta, Senin (27/1).

"Saya percaya bahwa dalam kerangka kerja HAM tentu negara paling bertanggung jawab. Tetapi seluruh masyarakat harus juga memberi kontribusi secara bersama-sama dan Gereja tidak hanya memberi suara-suara kenabiannya, tetapi juga ikut berperan aktif dalam membangun penghargaan perlindungan HAM," ucap Yasonna.

Di hadapan peserta kuliah umum yang hadir, Yasonna mengatakan bahwa warga Gereja harus berani memberi kritikan yang konstruktif terhadap adanya kesewenangan dan ketidakadilan dalam penegakan HAM di masyarakat.

Warga Gereja, kata dia, tidak boleh tinggal diam melihat ketidakadilan serta merosotnya martabat umat manusia lantaran tidak terpenuhinya hak-hak yang paling mendasar, seperti hak atas rasa aman dan tenteram serta hak memperoleh keadilan.

Dengan adanya peran serta dari warga Gereja, Yasonna yakin hal itu akan membantu Pemerintah dalam melahirkan solusi alternatif perlindungan HAM di Tanah Air.

"Saya kira Gereja bisa menjadi alat yang membantu Pemerintah atau masyarakat mencari solusi-solusi kreatif," ucap dia.

Dalam kesempatan itu, Yasonna juga meminta kepada warga Gereja untuk memberi perhatian terhadap masalah pendidikan maupun kesejahteraan umat di daerah-daerah tertentu, seperti di Provinsi Papua.

Menurut Yasonna, adanya perbaikan pendidikan akan membuat masyarakat di sana menjadi lebih terampil dan terdidik, sehingga hak ekonomi, sosial maupun politik masyarakat terpenuhi.

Pemerintah, kata dia, telah berupaya menggunakan berbagai pendekatan dalam menyelesaikan permasalahan di Bumi Cenderawasih itu, tetapi hal tersebut dirasa masih belum optimal.

Oleh karena itu, dirinya menginginkan adanya sinergi antara Gereja dan Pemerintah dalam menyelesaikan permasalahan yang terjadi di Papua, baik permasalahan sosial maupun perlindungan HAM.

"Kehadiran Gereja ikut bersama-sama memberikan solusi yang konstruktif. Pemerintahan Jokowi baik periode pertama maupun kedua sangat terbuka soal ini," ujar Yasonna.

"Saya memberikan catatan soal Papua karena saya mau gereja berperan dalam melihat persoalan di sana dan ikut bersama Pemerintah," tambah dia seraya mengatakan bahwa peran warga Gereja sangat penting dalam mencegah timbulnya hal-hal yang buruk di masyarakat. (Ant/f)

Berita Terkait

Agama Kristen

Bidan Farida : Tidak Ada Pungli Dalam UPKP Kabupaten Deliserdang Tahun 2025

Agama Kristen

Danrem 022/PT Bangga Atas Prestasi Siswa SMK/SMA Binaan Korem 022/PT di Ajang KKRI Kodam I/BB

Agama Kristen

Polres Binjai Tangkap Bandar Narkoba di Bhakti Karya Binjai Selatan

Agama Kristen

Kasus ISPA di Sumut 669.835 Jiwa, Didominasi Kelompok Usia Dewasa

Agama Kristen

Minggu Kasih: Kapolsek Indrapura Salurkan Bantuan kepada Warga Kurang Mampu di Desa Tanjung Seri

Agama Kristen

Cinta Sepak Bola, Jhonkey Siap Ambil Alih dan Besarkan PSDS