Jakarta (harianSIB.com)
Gereja diminta tidak lagi berdiam diri melihat kerusakan alam yang semakin parah. Seruan pertobatan ekologis itu menggema dalam Seminar Nasional Natal 2025 yang digelar di Medan, Kamis (11/12/2025). Kegiatan ini melahirkan langkah berani berupa deklarasi bersama dan penandatanganan petisi menutup Toba Pulp Lestari (TPL) demi menyelamatkan lingkungan hidup Sumatera Utara.
Seminar yang berkolaborasi dengan GMKI, PGIW, dan Universitas HKBP Nommensen itu mengangkat subtema "Iman Ekologi sebagai Harmoni Keluarga dan Alam." Sebanyak 868 peserta hadir, terdiri dari tokoh agama, akademisi, dan aktivis.
Panitia menegaskan, bencana yang melanda Sumatera bukan sekadar fenomena alam, melainkan bencana ekologis yang membutuhkan respons iman yang nyata.
Ephorus HKBP, Pdt Dr Victor Tinambunan MST, menekankan kembali teologi penciptaan sebagai dasar gerakan merawat bumi. "Kita berada di bumi yang Tuhan ciptakan. Gereja dan masyarakat harus membuat gerakan ekologi secara bersama," ujarnya dalam keterangan pers Humas Panitia Natal Nasional 2025.
Baca Juga: Panitia Natal Nasional 2025 Gelar Seminar di Sembilan Kota di Indonesia Dukungan terhadap pemulihan ekologi mengalir dari berbagai tokoh seperti Juniver Girsang, Opung Sorbatua Siallangan, Jhontoni Tarihoran, Marthin Hutabarat, hingga Prima Surbakti. Konsolidasi masyarakat itu diarahkan membangun gerakan kolektif dari akar rumput hingga tingkat nasional, yang dipuncaki dengan penandatanganan Petisi
Tutup TPL sebagai bentuk perlawanan terhadap perusakan lingkungan.
Soroti Ketahanan Keluarga