Luhut: Digitalisasi Bakal Ubah Struktur Lapangan Kerja

- Senin, 11 Desember 2017 19:03 WIB

Warning: getimagesize(https://www.hariansib.com/cdn/uploads/images/2017/12/hariansib.com): Failed to open stream: HTTP request failed! HTTP/1.1 404 Not Found in /home/u956909844/domains/hariansib.com/public_html/amp/detail.php on line 170

Warning: Trying to access array offset on value of type bool in /home/u956909844/domains/hariansib.com/public_html/amp/detail.php on line 171

Warning: Trying to access array offset on value of type bool in /home/u956909844/domains/hariansib.com/public_html/amp/detail.php on line 172
Jakarta (SIB)- Industri manufaktur di dalam negeri perlu menyiasati tren penurunan penyerapan tenaga kerja sebagai dampak otomatisasi. Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Pandjaitan menyatakan penyerapan tenaga kerja dari lapangan kerja berbagai negara industri mulai menyusut akibat kemajuan teknologi.Luhut Pandjaitan mencontohkan Amerika Serikat yang total working hours-nya menurun tapi produksifitasnya naik karena mereka sudah pakai artificial intelligence. "Teknologi sudah mengubah banyak struktur penciptaan lapangan kerja industri," ujarnya dalam forum Indonesianisme Summit 2017 yang digelar Ikatan Alumni ITB di Jakarta, Sabtu (9/12).Perkembangan digitalisasi, menurut Luhut Pandjaitan, bakal semakin banyak mengubah struktur penciptaan lapangan kerja ke depan. Industri manufaktur di dunia pun mulai mengedepankan teknologi robotic yang lebih efisien ketimbang tenaga kerja. "Banyak pekerjaan yang dapat tergantikan software," ujarnya.Dalam kesempatan yang sama, Rektor ITB Kadarsyah Suryadi memperkirakan pada sebanyak 60 persen tenaga kerja yang tersedia saat ini dapat tergantikan sistem otomasi robotic dan komputer pada 2030. Hanya saja, pada 2025 terdapat sebanyak 50 persen kesempatan kerja di dunia yang belum tersedia saat ini. "Artinya memang ada lapangan kerja yang hilang karena otomasi. Tapi sistem otomasi robot itu juga menciptakan peluang kerja baru," katanya.Dalam dua dekade ke depan, menurut Kadarsyah, resources yang diperebutkan dunia merupakan pekerja usia produktif. Sementara itu, komposisi pekerja usia produktif di dalam populasi global pada 2035 mendatang diperkirakan hanya mencapai separuh angka saat ini. "Artinya apa? Dalam dua dekade lagi, resources yang diperebutkan dunia adalah tenaga kerja generasi muda," ujarnya.Badan Pusat Statistik mencatat peranan industri pengolahan nonmigas terhadap PDB Indonesia mencapai 17,76 persen pada kuartal ketiga tahun ini. Industri manufaktur menyumbang peranan tertinggi ketimbang sektor lain seperti pertanian dan perdagangan. Pertumbuhan industri pengolahan nonmigas pada periode yang sama tercatat sebesar 5,49 persen, atau mulai melesat lebih tinggi ketimbang pertumbuhan ekonomi nasional 5,06 persen.Kadarsyah berpendapat, peranan industrialisasi terhadap PDB nasional perlu terus ditingkatkan lantaran pembentukan devisa RI masih bergantung kepada ekspor komoditas. "Industri perlu menyumbang kontribusi yang lebih tinggi terhadap ekonomi," ucapnya. (T/q)


Tag:

Berita Terkait

Ekonomi

Dirut Terra Drone Indonesia Ditangkap, Polisi Temukan Bukti Awal Penyebab Kebakaran Tewaskan 22 Orang

Ekonomi

PM Thailand Anutin Bubarkan Parlemen, Buka Jalan Pemilu Dini di Tengah Konflik Perbatasan

Ekonomi

Kementan Kirim Bantuan Rp1,2 Triliun untuk Korban Banjir di Aceh, Sumut, dan Sumbar

Ekonomi

Seminar Natal Nasional Serukan Pertobatan Ekologis

Ekonomi

Kejari Asahan Tahan Dua Pegawai Bank dalam Kasus Korupsi KUR Rp2,4 Miliar

Ekonomi

Lepas Umroh, PTPN IV Regional I Doakan Korban Banjir dan Longsor di Sumatera