Pasar Tradisional Medan Sepi Saat Libur Nasional

Nelly Hutabarat - Jumat, 05 September 2025 22:16 WIB
Foto: Dok/Int
Suasana Pasar Tradisional Palapa Pulo Brayan, Jalan Yos Sudarso, Pulo Brayan Kota, Medan Barat, Kota Medan terlihat sepi.
Medan(harianSIB.com)

Libur nasional pada Jumat (5/9/2025) membuat sejumlah pasar tradisional di Medan tampak lengang sejak pagi hingga sore hari. Baik pedagang maupun pembeli terlihat berkurang signifikan dibanding hari-hari biasa.

Pantauan SIB di Pasar Cemara, yang dikenal sebagai pusat grosir ikan basah dan banyak pedagang kaki lima, menunjukkan hanya sekitar 50 persen pedagang yang berjualan. "Memang kali ini sepi, bisa jadi banyak yang tidak melaut, sehingga ikan yang disajikan minim," ujar Jalal, salah seorang pedagang.

Biasanya, kawasan Pasar Cemara dipadati kendaraan dan pembeli dari berbagai penjuru. Namun, pada hari libur nasional, suasana tampak lengang. Pedagang buah yang biasanya berjajar di sepanjang badan Jalan Cemara juga memilih tidak berjualan. "Mungkin Senin mulai normal lagi," ungkap pedagang lainnya.

Kondisi serupa juga terlihat di Pasar Palapa Pulobrayan dan Pasar Kampung Durian, di mana jumlah pedagang yang berjualan hanya sekitar separuh dari hari biasa. "Sehari sebelum libur, banyak orang, terutama pegawai, sudah belanja. Tapi saya tetap buka, ternyata masih ada juga yang membeli," kata Ny. Tupang, pedagang di Pasar Palapa.

Sementara itu, Ny. L Saragih, pedagang berbagai bahan pokok, tetap berbelanja di Pasar Cemara untuk kemudian dijual kembali kepada pelanggannya. Ia menggunakan becak barang mesin untuk mengantarkan belanjaan langsung ke rumah-rumah. "Saya punya nomor HP pelanggan, jadi saya hubungi mereka. Ternyata responnya bagus, walaupun libur tetap mau belanja," ujarnya gembira.

Meski ada aktivitas belanja, harga sejumlah komoditas utama masih tinggi. Cabai merah dijual Rp60.000–62.100/kg, sedangkan labu siam Rp20.000/kg, dua kali lipat dari harga sebelumnya Rp10.000/kg. Kondisi ini membuat pembeli merasa terbebani karena harus mengeluarkan biaya lebih besar.

Berdasarkan data Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) per 5 September 2025, harga cabai merah di Sumut naik sekitar 9,19 persen menjadi Rp45.150/kg, sedangkan bawang merah ukuran sedang melonjak 16,82 persen mencapai Rp43.050/kg. Data SIMPANG Medan mencatat harga rata-rata cabai merah berada di kisaran Rp53.500/kg, dengan rentang Rp42.000 hingga Rp65.000. Bahkan, laporan media menyebut harga cabai merah di Medan sudah tembus Rp62.100/kg, naik tajam dari Rp40.300/kg pada minggu sebelumnya.

Lonjakan harga cabai merah dan bawang merah menjadi penyumbang inflasi signifikan di Sumut. Menurut catatan BPS, cabai merah memberikan andil inflasi sebesar 0,28 persen month-to-month, sementara bawang merah mencatat inflasi tahunan yang sangat tinggi, mencapai lebih dari 60 persen.

Fenomena ini tidak hanya berdampak pada pengeluaran rumah tangga, tetapi juga mengubah perilaku belanja masyarakat. Sebagian memilih memenuhi kebutuhan sebelum libur, sementara pedagang menyiasati dengan sistem antar langsung ke pelanggan. Libur panjang juga membuat pola konsumsi bergeser, karena banyak keluarga lebih memilih berkunjung ke sanak saudara atau bepergian keluar kota daripada ke pasar.(*)

Editor
: Eva Rina Pelawi

Tag:

Berita Terkait

Ekonomi

Pasar Gambir Tebingtinggi Sepi Meski Sudah Direnovasi Rp2,79 Miliar

Ekonomi

Wabup Sergai Minta SPPG Prioritaskan Pelaku Usaha Lokal dalam Pemenuhan Bahan Baku

Ekonomi

Anggaran Mebel Rp1,3 Miliar di DPRD Gunungsitoli Disorot Publik, Aktivis Minta Transparansi

Ekonomi

Kinerja APBN Sumut Capai Rp12,57 Triliun hingga September 2025

Ekonomi

Belanja Makan dan Minum Rp29 M di Pemkab Langkat Picu Sorotan Publik

Ekonomi

Seorang Perempuan di Tapteng Laporkan Kasus KDRT Lewat 110