Pengungsi Sinabung Minta Bantuan Diusut

- Minggu, 12 Januari 2014 17:01 WIB

Warning: getimagesize(https://hariansib.com/cdn/uploads/images/2014/01/hariansib_Pengungsi-Sinabung-Minta-Bantuan-Diusut.jpg): Failed to open stream: HTTP request failed! HTTP/1.1 403 Forbidden in /home/u956909844/domains/hariansib.com/public_html/amp/detail.php on line 170

Warning: Trying to access array offset on value of type bool in /home/u956909844/domains/hariansib.com/public_html/amp/detail.php on line 171

Warning: Trying to access array offset on value of type bool in /home/u956909844/domains/hariansib.com/public_html/amp/detail.php on line 172
SIB/Alexander Hr Ginting
Diungsikan : Warga bermarga Karo-karo mengungsikan kerbaunya dari arah Desa Sigarang-garang ke Sukandebi dengan menungganginya melintasi jalan yang berlumpur akibat terkena hujan lumpur
T Karo (SIB)- Pengungsi Sinabung meminta bantuan yang disalurkan kepada pengungsi diusut karena selama ini mereka merasa ditelantarkan dan penyaluran bantuan diduga telah terjadi penyimpangan.“Kami tidak perlu lagi dikunjung-kunjungi pejabat di pengungsian. Kami perlu solusi. Kemana kami direlokasi. Kami tidak perlu disapa saja, tapi kami perlu kemana kami ditempatkan. Jangan hanya tujuan pencitraan pejabat kami pengungsi dikunjungi yang selama ini kami merasa diabaikan. Buktinya, kenapa Pemkab Karo baru  setelah Gunung Sinabung 2014 meletus dan terus erupsi maka Badan Penanggulangan Bencana Daerah diusulkan. Kenapa selama ini dianggap tidak perlu. Ini kan sudah bagian menelantarkan warga di sekitar Gunung Sinabung,” ujar Sitepu, Tarigan dan Surbakti warga Namanteran.“Jangan uang APBD atau bantuan orang untuk pengungsi itu dianggap uang oknum pejabat daerah ini. Kami merasa perlu semua bantuan diusut,” tambah warga  kepada SIB, Sabtu (11/1).Tidak ada yang tertinggal, semua habis. Rumah dan lost desa ambruk dan rusak. Ribuan hektare areal pertanian yang dipadati tanaman jeruk, kentang, padi, kopi, kubis, cabe rata dengan tanah ditimbun erupsi gunung Sinabung. Semua sudah selesai. Tidak ada lagi yang diharapkan. Sudahlah. Tidak usah kita menangis. Ini cobaan dari Tuhan. Mari kita tertawa saja. Ha ha ha ha.....!Begitu diserukan Kepala Desa Sigarang-garang Syarifuddin Sitepu dan Sentosa Sitepu, Jeremia Bangun alias Kebol dan banyak warga lainnya saat SIB, Sabtu (11/1) siang memantau erupsi gunung Sinabung di Desa Sukanalu, Sigarang-garang, Kutagugung dan Kutarayat yang terkena semburan lumpur dan awan panas sejak Jumat (10/1) sampai berita ini dikirim, Sabtu (11/1) sore.Lumpur setebal 10 cm sampai 20 cm menutupi badan jalan dari Desa Sukanalu sampai Desa Kutagugung dan desa Kutarayat sampai ke batas Kabupaten Langkat membuat jalan sekitar 5 Km lumpuh total. Warga Desa Sigarang-garang sekitar 1468 jiwa sudah lama mengungsi sejak desa ini dihujani batu erupsi Sinabung. Penduduk Desa Kutarayat berkisar 600 KK, Sukanalu berkisar 300 KK dan Kutagugung 250 KK tidak bisa berbuat banyak selain  meninggalkan desa sejak tadi malam begitu hujan lumpur terjadi menimpa wilayah Kecamatan Naman Teran dan khususnya 4 desa berkisar 2-3 Km dari kaki Gunung Sinabung. Sedangkan warga Desa Simacem, Bakerah, Sukameriah, Mardinding dan Gurukinayan, sudah lama mengungsi sejak ditetapkan status ‘AWAS”.Areal pertanian meliputi wilayah Desa Sukanalu, Kutagugung, Kutarayat dan Sigarang-garang  tidak kurang dari 5000 hektare berisi tanaman tomat, kentang, jeruk, padi dan kubis rusak total ditimbun hujan lumpur dan abu. Tidak ada lagi yang dapat diharapkan. Selain rumah-rumah rusak dan atapnya bocor, juga sebagian roboh termasuk lost Desa Kutarayat. Gedung sekolah SD dan SMP di Desa Sigarang-garang juga rusak.  Ini peristiwa yang paling tragis sejak erupsi Sinabung terjadi sejak 2010 dan sampai Sabtu (11/1).“Habislah harapan kami . Tidak ada lagi yang bisa dapat kami tangisi. Kerugian pun tak bisa lagi kami hitung. Sudah lebih baik kami mati saja. Rasanya tidak ada lagi bagi kami tempat untuk mengadu, tempat kami tinggal. Bantuan berupa makanan ada saja, tapi sampai kapan. Bantuan ada, tapi kami melihat dan merasakan telah ada penyelewengan. Selain bantuan sembako pada tengah malam diangkut entah kemana, dana tunai pun diduga banyak diselewengkan oknum-oknum panitia”, ujar warga lainnya bermarga Tarigan, Ginting, Sitepu dan Pandia dari Namanteran yang berposko di pengungsian lost desa Peceren, Berastagi dan di posko lost pasar buah, Tigabinanga menambahkan.Pantauan SIB lainnya, akibat lumpur tebal menutupi badan jalan hotmix, beberapa kendaraan terseot-seot di badan jalan sehingga harus didorong warga melewati lumpur  erupsi Sinabung. Ada warga termenung dikelilingi ternak lembunya yang kurus dan lapar di Desa Sukanalu menunggu truk untuk mengungsikannya. Ada juga warga bermarga Karo-karo terpaksa menunggang ternak kerbaunya mengungsi ke arah Sukandebi sekitar 3 Km dari Desa Sukanalu. Ada juga yang membawa ternaknya dengan truk arah ke Kabanjahe. Baik anjing, ayam, bebek dan burung piaraannya. Selain itu, banyak juga anjing dan ayam berkeliaran di teras rumah “tuannya” yang telah mengungsi sejak semburan hujan lumpur kemaren malam.Tanaman jeruk, kopi dan tomat nyaris tumbang rata dengan tanah ditutupi lumpur dan abu. Sedangkan  kentang dan kubis rata dengan tanah ditutupi lumpur. Pepohonan tampak gersang dan tinggal ranggas. Daun-daunnya habis berguguran karena terkena awan panas. Desa-desa tampak sepi ditinggal penghuni. Ada beberapa warga desa masih berjaga-jaga di pinggir jalan mengawasi siapa saja yang datang ke arah desanya. Sebab, pernah juga kejadian, ada ternak warga yang ditinggal pemiliknya hilang. Ada juga petani memaksa panen  jeruk atau kentangnya untuk mengantisipasi hal-hal lebih parah dari erupsi Sinabung. Kehidupan masyarakat di daerah zona merah dan khususnya warga di 4 desa ini benar-benar panik dan stres.Sampai berita ini dikirim, Sabtu (11/1) pukul 17.00 wib, erupsi Sinabung masih terus terjadi. Sungai Laumpaga yang bersumber dari Desa Kutarayat dan Sungai Lauborus yang bersumber dari Danau Lau Kawar masih tetap  keruh akibat erupsi lumpur Sinabung. Sejumlah titik longsor terjadi di sepanjang jalan propinsi dari Desa Perteguhen sampai Desa Sigarang-garang belum diperbaiki pihak UPT Kabanjahe Dinas Bina Marga Pemprovsu. Sedangkan Kepala Tanggap Darurat, dr Sabrina Br Tarigan yang dikonfirmasi SIB, melalui telepon selulernya untuk mempertanyakan berapa jumlah pengungsi sampai Sabtu (11/1) pukul 17.00 WIB belum menjawab. Menurut panitia di posko utama, masih rapat. (BR2/c).


Tag:

Berita Terkait

Headlines

Socfindo Aek Loba Salurkan Bantuan Pangan untuk 60 Warga Aekkorsik

Headlines

Dana Bantuan Keuangan untuk 10 Parpol di Simalungun Dibayarkan Tuntas

Headlines

Polsek Tanjungberingin Salurkan Bantuan untuk Warga Terdampak Banjir di Sergai

Headlines

Pemkab Tapteng Salurkan Bantuan ke Warga Hajoran Terdampak Gelombang Pasang

Headlines

Era Prabowo Catatkan Rekor, Anggaran Bansos Mencapai Rp110 Triliun

Headlines

Ketua DPC PDIP Medan Salurkan Bantuan Sembako di Kelenteng Guan Shi Pho Guan Shui Tien