Dipecat dari DPR, Gede Pasek Melawan

*Apa Tindakan Saya yang Menususk SBY? *Ruhut : Ini Hukuman Buat Loyalis Anas
- Sabtu, 18 Januari 2014 09:30 WIB

Warning: getimagesize(https://hariansib.com/cdn/uploads/images/2014/01/hariansib_Dipecat-dari-DPR--Gede-Pasek-Melawan.jpg): Failed to open stream: HTTP request failed! HTTP/1.1 403 Forbidden in /home/u956909844/domains/hariansib.com/public_html/amp/detail.php on line 170

Warning: Trying to access array offset on value of type bool in /home/u956909844/domains/hariansib.com/public_html/amp/detail.php on line 171

Warning: Trying to access array offset on value of type bool in /home/u956909844/domains/hariansib.com/public_html/amp/detail.php on line 172
SIB/Int
Sekjen PPI Gede Pasek
Jakarta (SIB)- Sekjen Ormas PPI besutan Anas Urbaningrum, Gede Pasek Suardika, dipecat oleh PD dari DPR. Pasek mengaku belum menerima surat pemberhentian dirinya sebagai anggota DPR. Pasek justru mempertanyakan alasan mengapa dirinya diberhentikan dari DPR."Sampai sekarang saya belum menerima suratnya, jadi mudah-mudahan sebentar lagi saya ketemu ketua fraksi untuk terima suratnya. Isinya kita belum tahu," kata Gede Pasek di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Jumat (17/1).Menurut Pasek, pemberhentian anggota DPR diatur dalam UUMD3, termasuk soal hak imunitas anggota dewan jika terjadi perbedaan pendapat. Pihaknya heran jika diberhentikan karena melanggar pakta integritas partai."Kalau dianggap melanggar pakta integritas, itu sangat mengganggu integritas saya. Karena melanggar pakta integritas berarti saya tidak berintegritas," ujarnya.Padahal menurutnya, sejak ia meniti karir dari menjadi wartawan, advokat sampai politisi, ia mencoba merawat integritasnya. Jika dianggap melanggar pakta integritas maka ia akan menguji dimana pelanggarannya."Dalam pakta integritas tidak boleh korupsi, kolusi dan nepotisme, itu yang kita tandatangani. Kalau kasus korupsi, saya tidak terlibat SKK migas atau videotron," ucapnya.Kasus videotron adalah kasus yang menyeret anak ketua Harian Partai Demokrat Sjarif Hasan yaitu Riefan Avrian yang diperiksa Kejaksaan Tinggi DKI Jakarta."Kalau kolusi, saya tidak pernah berkolusi saya biasa-biasa saja. Nepotisme, istri saya caleg DPRD Bali saya DPD, tidak ada suami istri menjadi caleg (di tingkat yang sama). Kalau itu dianggap melanggar pakta integritas rasanya tidak ada," ujarnya."Itu contoh saja. Kasus korupsi kan banyak, Hambalang dan sebagainya. Saya tidak bergaul di frekuensi itu," imbuhnya soal mengapa mencontohkan kasus anaknya Sjarief Hasan.Dalam pemberhentian Gede Pasek Suardika dari anggota DPR, surat DPP itu ditandatangani oleh ketua harian Sjarif Hasan dan sekjen Edhie Baskoro Yudhoyono.Menusuk SBY?Gede Pasek Suardika tak habis pikir mengapa ia dipecat. Ia merasa merosotnya elektabilitas Partai Demokrat tidak berkaitan dengan kesetiaannya pada Anas Urbaningrum."Mana tindakan atau perbuatan saya yang turunkan elektabilitas sehingga menusuk Pak SBY dari belakang?" tanya Gede Pasek.Menurut Pasek, justru dirinya lah yang mengusulkan Susilo Bambang Yudhoyono untuk menggantikan Anas Urbaningrum sebagai Ketua Umum Partai Demokrat. Ia juga merasa bahwa kinerjanya selama menjadi anggota DPR sudah baik dan patut diacungi jempol."Lihat kinerja saya di DPR, mana yang lebih aktif. Saya atau orang terdekat beliau? Itu cara ukurnya," ucap Pasek."Kalau mendukung, dukung dengan kinerja di DPR, bukan dengan memanjangkan lidah. Absensi bisa dicek rasanya saya masih lebih baik," lanjut pria asal Bali ini.Terkait Ruhut Sitompul yang dengan vokal membeberkan dosa-dosa Pasek, ia pun mengapresiasi dan justru mendoakan kesehatan Ruhut."Silakan (Ruhut) berpendapat. Yang penting beliau bisa sehat dengan berpendapat seperti itu," kata Pasek.HukumanSebelumnya, Juru Bicara Fraksi Partai Demokrat Ruhut Sitompul dengan terang-terangan membongkar kesalahan Pasek sehingga ia harus dipecat. Menurut Ruhut, pemecatan ini adalah hukuman bagi loyalis Anas Urbaningrum."Dia sekarang kena punishment, ini pembelajaran buat yang lain. Dia tidak menunjukkan prestasi, loyalitas dan dedikasi. Apa prestasi dia? Dedikasi dan loyalitas juga nggak ada," kata jubir Partai Demokrat Ruhut Sitompul di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Jumat.Ruhut kemudian menjabarkan kesalahan Gede Pasek sehingga patut diberhentikan oleh DPP. Salah satunya adalah sikap Pasek membela Anas."Apa dia menjaga nama baik partai? Partai kami jadikan hukum sebagai panglima, Anas tersangka tapi (Pasek) nyalahin KPK. Nggak boleh itu. Apa nggak rusak kami jadi kayak gitu?," ujarnya.Tak hanya itu, menurut Ruhut, Pasek kerap sinis dengan ketua umum Susilo Bambang Yudhoyono. "Coba lihat dia sinisnya kalau bicara SBY. Apa dia nggak sadar, siapa sih dia sebelum di Demokrat?" ucapnya."Dia jadi anggota DPR karena Jero Wacik jadi Menteri ESDM. Tega sekali dia bilang Jero sengkuni. Elok nggak dia masih ngomong sengkuni. Dia itu PAW!" imbuh anggota komisi III itu.Masih AmanMeski Pasek dipecat, namun loyalis Anas lain, Saan Mustopa masih aman di DPR."Jangan ke mana-mana. Jadi Pak Pasek sudah nyatakan diri Sekjen PPI, kita beri haknya. Yang disayangkan Pasek selalu berbenturan dengan kader sendiri," kata Ketua Fraksi PD Nurhayati Ali Assegaf di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Jumat.Menurutnya, menjadi anggota PPI sah-sah saja, tapi sebagai kader Demokrat tidak bisa dibenturkan dengan partai sendiri."Tidak ada yang katakan langgar integritas masuk PPI. Tapi kami sayangkan karena akhir-akhir ini kita lihat Pak Gede Pasek sudah sering muncul bertabrakan langsung dengan anggota lain khususnya Partai Demokrat," ucapnya.Sebelumnya, Wakil Ketua umum PD Max Sopacua juga telah menyatakan hanya Gede Pasek yang diberhentikan dari DPR. Karena posisinya jelas di PPI sebagai sekjen.Yang struktural (di PPI) hanya Pak Pasek. Saan mengikuti saja, tapi hanya sebagai teman (Anas). Kalau teman siapapun bisa, tapi dalam hal-hal sifatnya struktural Pasek sifatnya lain," ujar Max, Kamis (16/1) malam."Saan masih Caleg Demokrat cuma digeser dari sekretaris fraksi dan wasekjen, tapi sebagai kader masih dibuktikan dengan caleg Demokrat," imbuh anggota komisi I DPR itu.Tak KhawatirDPP Partai Demokrat memberhentikan Gede Pasek Suardika karena dianggap melanggar kode etik dan pakta integritas. Nurhayati tak khawatir partainya makin ditinggal atas sikap tersebut."Saya akan menyitir hadits, kalau besok kiamat pun hari ini masih boleh tebar benih. Artinya satu hari pun masih ada waktu apalagi 3 bulan (jelang Pemilu). Ayo kita jawab dengan kerja keras," kata ketua Fraksi PD Nurhayati Ali Assegaf di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Jumat.Menurut Nurhayati, DPP tentu sudah memperkirakan akibat dari keputusannya memecat Gede Pasek sebagai anggota DPR. Tinggal bagaimana kader dan caleg bekerja dalam Pileg."Kalau elektabilitas dari Partai Demokrat saya kira yang harus disikapi masing-masing caleg adalah terus turun ke bawah bertemu masyarakat, menyampaikan program pemerintahan SBY yang memang sudah menyentuh masyarakat," paparnya.Nurhayati juga kembali menyebut siapapun kader yang bermasalah atau terlibat kasus korupsi adalah oknum."Artinya kalau Partai Demokrat tersandung kasus korupsi ini adalah oknum dan ini memang tentunya akan berdampak pada Partai Demokrat. Tapi harus dijawab dengan kerja keras," ucapnya. (detikcom/q)


Tag:

Berita Terkait

Headlines

Toppis Deliserdang Diminati Masyarakat, Stok Cepat Habis Harga di Pasaran Menurun

Headlines

Gulat Sumut Tunjukkan Peningkatan di PON Bela Diri 2025, Raih 5 Perak dan 4 Perunggu

Headlines

Ribuan Anak Jadi Korban Baru Keracunan MBG

Headlines

TOPPIS, Langkah Konkret Tekan Harga Cabai dan Stabilkan Inflasi di Deliserdang

Headlines

Capai PAD 64,44 Persen, Bupati Deliserdang akan Bersihkan Penyalahgunaan di Bapenda

Headlines

Viral Video Diduga Ketua Ormas di Langkat Konsumsi Narkoba, Kuasa Hukum: Itu Rekaman Lama