Diminta Mundur, Kepala BMKG Tepis Kesalahan

- Kamis, 04 Oktober 2018 10:49 WIB
Jakarta (SIB)- Di rapat dengar pendapat (RDP) Komisi V DPR, Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mendapatkan sejumlah sindiran untuk mundur dari jabatannya. Salah satunya datang dari Wakil Ketua Komisi V Lasarus.

Hal ini berkaitan dengan pencabutan peringatan dini tsunami di Palu dan Donggala, Sulawesi Tengah.

"Mungkin kalau di luar sana, orang kalau di posisi ibu sudah mundur kali. Betul itu. Berapa orang mati loh, ini serius," ujar Lasarus.

Dia berusaha memahami bahwa saat ini BMKG terkendala anggaran. Namun hal tersebut, menurut Lasarus, perlu menjadi perhatian.

"Kami berusaha memahami kendala BMKG. Sebagai mitra kami juga bertanggung jawab terhadap keluhan BMKG seperti soal anggaran yang menurun," kata dia.

Menjawab hal tersebut, Dwikorita menjelaskan pencabutan peringatan dini tsunami yang dipersoalkan. Dia menyatakan BMKG tak pernah mencabut peringatan sebelum tsunami terjadi.

"Kesalahan kami sudah menganilisis. Begitu kami mengakhiri peringatan dini pada 18.27 WIB, itu langit sudah gelap. Saya minta staf saya potret itu kapal (bersandar). 'Maaf bu, tidak ada cahaya'. Itu sudah tidak ada cahaya dan itu sudah kami akhiri," jelasnya.

Menurut Dwikorita, kesalahpahaman di publik muncul setelah video tsunami beredar. Padahal, peringatan telah dicabut setelah tsunami terjadi.

"Ternyata video yang beredar ada tsunami itu mohon dicek itu langit masih terang. Masih ada lembayung maghrib. Yang jadi kesalahan video itu beredar setelah kami mengeluarkan pengakhiran peringatan dini. Itu sangat dipahami karena orang yang panik memvideokan itu pasti perlu waktu menenangkan diri dan menyebarkan video. Sehingga publik menyimpulan peringatan tsunami diakhiri kemudian muncul video. Pelajaran penting yang harus dievalusi adalah jalur komunikasi," tutur Dwikorita.

Dia lantas menyampaikan permohonan maaf atas peristiwa itu. Namun Dwikorita menegaskan tak akan mundur dari jabatan Ketua BMKG.

"Kami mohon maaf sekali. Rasa bersalah iya. Tapi kalau saya ingin mundur, saya sejak Desember ingin mundur. Tapi kalau saya mundur ini pengecut namanya tidak berani menghadapi persoalan yang belum tuntas. Jadi itu harus menjaga agar tidak ada korban lagi. Jadi itulah bukan hanya kami merasa bersalah tapi juga menyesal," pungkasnya. (detikcom/h)


Tag:

Berita Terkait

Headlines

Kapolrestabes Medan: Penjual BBM Eceran Rp50 Ribu per Botol akan Ditangkap

Headlines

OJK Komit Perkuat Tata Kelola dan Inovasi Keuangan Digital

Headlines

Gempa Bumi Guncang Sibolga, Pengungsi Berhamburan Keluar Posko

Headlines

Para Pemilik Kendaraan Antre Berjam-jam di SPBU Pamatang Raya Demi Dapatkan BBM

Headlines

Sinar Indonesia Baru Kolaborasi Pemkab Tapteng Timbun Jembatan Provinsi

Headlines

GKPI Doa Tengah Hari dan Beri Bantuan untuk Korban Banjir dan Tanah Longsor