Pembangunan Jalan Tol Medan-Tanah Karo Sudah Sangat Mendesak

* Roy Fachraby Ginting: Kemacetan Merusak Sendi Perekonomian di 7 Kabupaten
- Sabtu, 17 November 2018 10:40 WIB
Medan (SIB)- Direktur Lembaga Pengkajian Otonomi Daerah Roy Fachraby Ginting SH MKn mengatakan, rencana pembangunan Jalan Tol Medan- Berastagi jangan hanya jadi wacana jelang Pemilu, karena politisi sering suarakan menjelang Pemilu.Sementara masyarakat membutuhkan pelebaran dan pelurusan jalan serta  jalur alternatif ke Tanah Karo.

"Gubsu Edy Rahmayadi, Bupati Langkat H Ngogesa Sitepu, Bupati Deli Serdang H Ashari Tambunan, Bupati Simalungun  JR Saragih dan Bupati Karo Terkelin Brahmana hendaknya segera duduk satu meja untuk menuntaskan perbaikan, pelebaran dan pelurusan jalan Medan ke Berastagi serta segera membuat jalan alternatif Medan ke Tuntungan tembus ke Sibayak 2, Medan ke Berastagi via Saribudolok atau Medan Binjai tembus ke Telagah dan Kutarayat, kata Roy menjawab wartawan  di kampus USU Medan, Rabu (14/11) terkait dengan berita  DPRDSU dan pihak terkait akan desak pihak terkait segera bangun Jalan Tol Medan-Berastagi.

Dikatakan Roy, pelebaran dan pelurusan jalan Medan Berastagi sudah sangat mendesak. Kemacetan selama ini telah merusak sendi sendi perekonomian dan sosial rakyat di 7 kabupaten dan kawasan terkait secara masif dan hal ini sudah sangat meresahkan rakyat.

Rencana pembangunan jalan tol Medan-Berastagi selama ini, jangan hanya wacana dan terkesan pencitraan kaum politisi saat menjelang Pemilu dan kemudian, habis Pemilu cerita dan program jalan tol Medan Berastagi hanya tinggal wacana dan mimpi serta angan-angan semu.

Akibat kemacetan jalan Medan -Berastagi selama ini katanya,  ratusan ton sayur mayur dan buah buahan rusak dan busuk akibat macet yang bisa seharian, kegiatan sosial dan tugas serta aktifitas masyarakat terkendala dan yang lebih memprihatinkan adalah nasib pasien dalam ambulan terancam nyawanya di perjalanan serta rusaknya aktifitas perekonomian serta sosial masyarakat di 7 kabupaten kota di Sumut dan Aceh seperti Deli Serdang, Simalungun Atas, Karo, Dairi, Pakpak Bharat, Subulusalam, Aceh Selatan dan Aceh Tenggara.

Menurut Roy, alternatif yang paling cepat dan mendesak untuk menuntaskan persoalan jalan ini adalah dengan melakukan pelebaran, pelurusan dan perbaikan jalan Medan- Karo hingga perbatasan Aceh Tenggara dan Aceh Selatan dan menghidupkan jalan alternatif Medan Lubuk Pakam Gunung Meriah keluar di Saribudolok dan Simpang Sinaman. Jalur Barusjahe ke Sembahe tembus ke jalan Deli Tua Medan atau Berastagi ke Sibayak dua tembus ke Tuntungan dan pengaspalan jalan tembus Lau Kawar ke Kutarayat tembus Telagah ke Binjai dan Medan.

 Di samping itu, wacana jalan tol perlu dipikirkan untuk penyelamatan hutan Bukit Barisan sebagai paru- paru dunia dan dengan itu perambah hutan di sekitar jalan Medan -Tanah Karo bisa ditertibkan.

"Perambahan hutan Tahura Bukit Barisan sepanjang jalan bisa kita saksikan, dengan kasat mata dan ini akan menimbulkan bencana besar longsor dan tebing jalan Sembahe hingga Tahura Tongkoh akan runtuh", kata Roy prihatin.

Menurut Roy Pemprovsu dan Pemkab 7 kawasan harus pro aktif untuk menuntaskan persoalan jalan ini ke pemerintah pusat untuk segera dibenahi dan DPRD Sumut dengan pimpinan Ketua Wagirin Arman, Ruben Tarigan dan para bupati 7 kawasan dikordinir Gubsu untuk bersama sama berjuang menuntaskan persoalan jalan yang menjadi urat nadi perekonomian masyarakat 7 daerah kawasan strategis itu dan pelebaran Jalan Medan-Tanah Karo sudah sangat mendesak. Apalagi setiap hari libur ketika truk rusak jalan penghubung utama ini bisa macet di mana mana. (A01/c)


Tag:

Berita Terkait

Headlines

Usai Diberitakan SIB, Pasar Onan Sibuluan Dibersihkan

Headlines

Pembersihan Material Longsor Pasca Bencana di Sibolga Terus Berlanjut

Headlines

Kapolres Simalungun Sidak ke Pospam Nataru

Headlines

IHSG Dibuka Menguat, Harga Emas Naik Dekati Rp2,4 Juta/Gram

Headlines

Hadirkan Hangat Natal, Indosat Berbagi Kasih untuk Anak dari Komunitas Rentan

Headlines

PT Socfindo Aek Pamienke Gelar Khitanan Massal, 88 Anak Jadi Peserta