BMKG: Isu Viral Akan Terjadi Gempa Megathrust M 9,0 Hoax

* Korban Jiwa Gempa M 6,9 Banten 4 Orang Meninggal
- Minggu, 04 Agustus 2019 09:37 WIB

Warning: getimagesize(https://www.hariansib.com/cdn/uploads/images/2019/08/1521_BMKG--Isu-Viral-Akan-Terjadi-Gempa-Megathrust-M-9-0-Hoax.jpg): Failed to open stream: HTTP request failed! HTTP/1.1 404 Not Found in /home/u956909844/domains/hariansib.com/public_html/amp/detail.php on line 170

Warning: Trying to access array offset on value of type bool in /home/u956909844/domains/hariansib.com/public_html/amp/detail.php on line 171

Warning: Trying to access array offset on value of type bool in /home/u956909844/domains/hariansib.com/public_html/amp/detail.php on line 172
Ant/Asep Fathulrahman
DIGUNCANG GEMPA : Warga memeriksa rumahnya yang rusak akibat diguncang gempa di Kampung Karoya, Mandalawangi, Pandeglang, Banten, Sabtu (3/8).
Jakarta (SIB) -Seusai gempa magnitudo (M) 6,9 mengguncang Banten Jumat (2/8) kemarin, beredar pesan viral akan terjadi gempa megathrust berkekuatan M 9. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyatakan pesan viral itu tidak benar.

Berikut ini kabar hoax yang beredar:

Dari Group Geologi ITB : ??

Jarak antar gempa semakin pendek dan tiba-tiba aktifnya gunung Tangkuban Perahu, bisa jadi merupakan indikasi akumulasi energi patahan sunda (sunda megathrust) hampir mencapai titik kritis. Jika atas seizin Allah SWT tercapai titik tersebut, gempa yang selama ini dikhawatirkan dengan besar 9 skala Richter berpeluang terjadi bagi Jabodetabek, yang dikhawatirkan adalah aktifnya patahan tersebut memicu pula aktivitas patahan Baribas yang memanjang dari Pasar Rebo hingga Ciputat, serta patahan Lembang di Bandung, wallahu'alam. Persiapan diri harus dilakukan sejak sekarang. Friends, ini warning, bukan menakut-nakuti...??????

Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono, menjelaskan gempa bumi tidak bisa diprediksi. Maka BMKG memastikan kabar di atas tidak benar.

"Isu yang berkembang tersebut tidak benar karena peristiwa gempa bumi hingga saat ini belum dapat diprediksi oleh siapa pun: kapan, di mana, dan berapa kekuatannya," kata Daryono dalam keterangan pers, Sabtu (3/8).

Gempa terjadi akibat perubahan bentuk (deformasi) batuan secara tiba-tiba pada pusat gempa. Sebelum peristiwa deformasi, ada tegangan yang telah berakumulasi di zona itu. Bila mengkaji hoax di atas, mereka menghubungkan gempa di satu tempat dengan peristiwa di tempat lain yang berbeda zona.

"Pemikiran bahwa sebuah gempa dapat memicu sumber gempa lain belum dapat dibuktikan secara empiris," kata Daryono.

Teori yang saat ini ada berupa penjelasan bahwa gempa dapat membangkitkan picuan statik karena perubahan tekanan (stres) di sekitar pusat gempa. Gempa susulan dapat terjadi di sekitar zona itu, bukan di tempat lain. Maka kabar viral di atas tak perlu dihiraukan.

"Masyarakat diimbau agar tetap tenang namun waspada dan tidak percaya kepada isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Dan yang lebih penting dan urgen adalah melakukan langkah-langkah kesiapan sebelum, saat, dan setelah terjadi gempa bumi. Siapkan bangunan rumah Anda sesuai dengan konstruksi aman gempa, siapkan perabotan-perabotan yang kuat dan dapat menjadi tempat perlindungan sementara saat terjadi gempa, siapkan jalur evakuasi yang aman di lingkungan tempat tinggal anda serta menyediakan lahan untuk titik kumpul yang aman," tutur Daryono.

4 Orang Meninggal Dunia

Sementara itu, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) meng-update data korban jiwa setelah terjadi gempa M 6,9 di Banten. Saat ini tercatat empat orang meninggal dunia.

"4 orang meninggal dunia," tulis akun Twitter resmi BNPB.

Akun BNPB mengunggah informasi terkait data korban jiwa pada pukul 13.59 WIB. Korban jiwa itu adalah dua warga Kabupaten Lebak dan dua warga Kabupaten Sukabumi.

"2 org di Kab. Lebak (a.n Rasinah (48) karena serangan jantung & Salam (95) karena kelelahan ketika dievakuasi. 2 org di Kab. Sukabumi (a.n H. Ajay (58) di Kec. Cisolok dan Bpk Ruyani (35) di Kec. Waliuran)," tulis akun BPNB lagi.

4 orang Meninggal Dunia, yaitu 2 org di Kab. Lebak (a.n Rasinah (48) karena serangan jantung & Salam (95) karena kelelahan ketika dievakuasi).

2 org di Kab. Sukabumi (a.n H. Ajay (58) di Kec. Cisolok dan Bpk Ruyani (35) di Kec. Waliuran) #Gempa #GempaBanten.

— BNPB Indonesia (@BNPB_Indonesia) August 3, 2019

Sebelumnya, Menteri Sosial Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan ada tiga orang yang tewas akibat gempa bermagnitudo 6,9 yang terjadi di Banten. Namun penyebab meninggalnya ketiga orang itu tidak berhubungan secara langsung dengan gempa.

"Info yang masuk ada tiga per siang ini. Walaupun ketiga orang yang meninggal ini tak ada hubungan langsung akibat gempa. Yang satu karena jantung, yang dua karena kelelahan lari," kata Agus di Pandeglang, Banten.

Dia mengatakan para ahli waris akan mendapat santunan dari pemerintah. Santunan tersebut bernilai Rp 15 juta.

Sementara itu, Kepala BNPB Letjen Doni Monardo menyebut ada 200 bangunan yang rusak akibat gempa. Meski demikian, Doni menjelaskan sebagian masyarakat yang sempat mengungsi sudah kembali ke rumah masih-masing. Termasuk 1.000 warga di Lampung yang mengungsi pascagempa.

1.050 Mengungsi

Akibat gempa magnitudo 6,9 Banten itu, 1.050 orang warga Lampung mengungsi di kantor Gubernur Lampung dan bekas Hotel Lima Enam. Selain itu, 4 orang warga Sukabumi dan Pandeglang mengalami luka-luka.

"Provinsi Lampung ±1.000 Jiwa mengungsi dihalaman kantor Gubenur Lampung, Kabupaten Lampung Selatan ±50 orang mengungsi di EX Hotel Lima Enam, Kabupaten Sukabumi 1 orang luka-luka, Kabupaten Pandeglang 3 orang luka-luka dan Kabupaten Lebak 1 orang meninggal dunia atasnama Rasinah 48 tahun Kampung Cilangkahan akibat panik, serangan jantung," kata Plh Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas BNPB, Agus Wibowo kepada wartawan, Sabtu (3/8).

Untuk kerugian materil, Agus mengatakan ada 113 rumah rusak berat, sedang dan ringan. Selain itu, 1 kantor desa dan dua masjid rusak ringan.

Sebelumnya, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengakhiri peringatan tsunami akibat gempa magnitudo 6,9 di Banten. Seiring dengan berakhirnya peringatan tsunami, BMKG mengimbau warga yang tinggal di daerah yang sebelumnya berpotensi diterjang tsunami kembali ke rumah masing-masing.

"Berhubung peringatan dini tsunami telah dinyatakan berakhir, maka masyarakat diimbau kembali ke tempat masing-masing. Masyarakat diimbau tetap tenang, namun juga waspada apabila terjadi gempa bumi susulan," kata Kepala BMKG Dwikorita Karnawati saat konferensi pers di kantornya, Jakarta, Jumat (2/8). (detikcom/t)

Berita Terkait

Headlines

Pandu Sjahrir: Kinerja Danantara Baru Bisa Dinilai 2035

Headlines

308 Siswa SMA RK Budi Mulia Pematangsiantar Siap Ikuti Tes Kemampuan Akademik 2025

Headlines

Usai Tom Lembong Lepas dari Jerat Hukum, 10 Pengusaha Gula Justru Divonis Bui

Headlines

Ratusan Napi Masih Menunggu Dieksekusi, Kemenkumham: Jumlahnya Capai 500 Orang

Headlines

Pangeran Andrew Tetap Tinggal di Properti Raja Kendati Diusir dari Kediaman Megah

Headlines

Upaya Pemakzulan Bupati Pati Sudewo Gagal, DPRD Sampaikan Permohonan Maaf ke Warga