* Inggris Takluk Pakai Formasi Berbeda di Final

Italia Tunjukkan Mental Juara Rebut Trofi Euro 2020

* Polisi Tangkap 49 Suporter
Redaksi - Selasa, 13 Juli 2021 09:10 WIB

Warning: getimagesize(https://www.hariansib.com/cdn/photo/berita/dir072021/_7460_Italia-Tunjukkan-Mental-Juara-Rebut-Trofi-Euro-2020-.jpg): Failed to open stream: HTTP request failed! HTTP/1.1 404 Not Found in /home/u956909844/domains/hariansib.com/public_html/amp/detail.php on line 170

Warning: Trying to access array offset on value of type bool in /home/u956909844/domains/hariansib.com/public_html/amp/detail.php on line 171

Warning: Trying to access array offset on value of type bool in /home/u956909844/domains/hariansib.com/public_html/amp/detail.php on line 172
(Foto Twitter @EURO2020)
JUARA EURO 2020: Pemain Italia mengangkat trofi Euro 2020 setelah mengalahkan Inggris lewat drama adu penalti pada final di Stadion Wembley, Senin (12/7). 

London (SIB)

Italia berhasil menjuarai Piala Eropa 2020 lewat adu penalti dengan skor akhir 3-2 pada laga final di Wembley, Senin (12/7) dini hari WIB. Italia kontra Inggris berakhir imbang 1-1 hingga 120 menit. Gol cepat Luke Shaw di menit ke-2 dibalas oleh Leonardo Bonucci di menit ke-67.

Penentuan pemenang akhirnya lanjut ke drama tendangan 12 pas. Sepanjang sejarah Piala Eropa, belum pernah ada tim yang memenangi dua adu penalti secara beruntun dalam turnamen yang sama.

Di Euro 2020 ini, Swiss dan Spanyol menjadi contoh nyata. Semuanya punya pola yang sama, menang di adu penalti pertama, namun kalah di adu penalti berikutnya. Hal ini yang menghantui Italia. Sejarah sempat tak memihak mereka. Namun akhirnya Gli Azzurri berhasil memutus tren buruk itu dengan mental juara.

Dalam drama adu penalti, Domenico Berardi maju sebagai penendang pertama Italia sukses menjalankan tugasnya, begitu juga dengan Harry Kane di kubu Inggris. Penalti Andrea Belotti berhasil digagalkan Jordan Pickford, membuat Inggris unggul 2-1 berkat penalti ciamik dari Harry Maguire.

Leonardo Bonucci berhasil menyamakan kedudukan menjadi 2-2. Skor tetap bertahan setelah sepakan Marcus Rashford membentur tiang meski Donnarumma sudah salah arah.

Italia unggul lagi menjadi 3-2 lewat Federico Bernardeschi. Setelah itu, kiper Donnarumma maju sebagai bintang. Ia berhasil menepis sepakan Jadon Sancho. Pada penentuan Italia, sepakan Jorginho dihalau Pickford. Gagalnya Jorginho menjadi penentu memaksa Donnarumma kembali turun tangan. Ia bisa menepis sepakan Bukayo Saka. Kiper 22 tahun itu kembali menepis bola untuk kali kedua.

Ekspresi dingin Donnarumma setelahnya menjadi puncak kebahagiaan Italia. Ia berhasil mengambil peran sebagai pahlawan kemenangan Italia menjadi juara Euro 2020. Ia hanya kebobolan 4 kali, mendapat tiga cleansheets, dan membuat 10 saves dari 7 laga. UEFA pun memberikan penghargaan pemain terbaik kepadanya, menjadikannya kiper pertama sepanjang sejarah yang meraih gelar individu tersebut Sementara itu pemain Spanyol Pedri didaulat jadi pemain muda terbaik Euro 2020 di usia 18 tahn. Ronaldo menjadi top skor dengan 5 gol.

Sukses Italia membuat Pelatih Italia, Roberto Mancini terlihat menitikkan air mata. “"Melihat segalanya yang sudah berhasil kami ciptakan, semua kerja keras yang kami kerahkan selama tiga tahun terakhir dan khususnya dalam 50 hari terakhir, yang terasa sangat sulit," lanjutnya seperti dilansir ESPN.

Roberto Mancini diangkat sebagai pelatih timnas Italia pada Mei 2018. Dia menggantikan Gian Piero Ventura yang gagal membawa Italia lolos ke Piala Dunia 2018. Bersama Mancini, Italia merangkai laju positif tak terkalahkan dalam 34 laga terakhir yang dimulai sejak Oktober 2018. Gelar juara Euro 2020 kemudian menjadi puncaknya.

Sementara kekalahan bagi Inggris terasa menyakitkan "Malam ini akan sangat sulit buat kami semua tentu saja. Anda harus merasakan kekecewaan karena kesempatan untuk meraih trofi seperti ini begitu langka dalam hidup Anda," ujar manajer Inggris Gareth Southgate seperti dilansir BBC.

- Ganti Formasi

Manajer Inggris Gareth Southgate mengubah formasi jadi tiga bek saat kalah menghadapi Italia di final Euro 2020. Inggris lazim pakai formasi varian 4-2-3-1 di Euro 2020.

Dalam formasi 3-4-3 ketika menghadapi Italia, dua bek tengah John Stones dan Harry Maguire ditemani Kyle Walker. Sedangkan Kieran Trippier dan Luke Shaw ada di masing-masing sayap untuk naik-turun menyisir sisi lapangan sesuai kondisi permainan. Ujung tombak masih dipercayakan pada Harry Kane, yang ditopang oleh Raheem Sterling dan Mason Mount.

Hal ini tampaknya dimaksudkan Southgate antara lain demi "membagi" peran lini ofensif dan defensif the Three Lions. Secara spesifik, pemain-pemain sayap (Shaw dan Trippier) bisa lebih aktif membantu pertahanan tanpa mengurangi potensi serangan (yang diemban Sterling, Mount, dan Kane). Serangan balik pun berpeluang dialirkan lewat kedua rusuk permainan.

"Akan rumit jika pemain sayap kami (dalam formasi 4-2-3-1) sampai kena tarik ke belakang (dalam mengawal pergerakan pemain Italia). Kami ingin para pemain ofensif kami bisa lebih maju ke depan, masuk ke posisi yang kami rasa bisa mencederai Italia lewat serangan balik," kata Soutghate di BBC.

Di atas lapangan, pada awalnya semua terlihat akan berjalan sempurna buat skuad Tiga Singa. Umpan silang Trippier berhasil disambar Luke Shaw untuk jadi gol pembuka saat laga baru berjalan dua menit saja.

Namun, Inggris tak kuasa menghabisi Italia, yang sebenarnya cukup direpotkan dengan formasi dan permainan lawannya di babak pertama. Ketidakmampuan Tiga Singa mencetak gol kedua turut memberi angin buat Italia.

Pelatih Italia Roberto Mancini melakukan pergantian secara pemain jitu di menit ke-55. Ia menarik ujung tombak Ciro Immobile dan menggantikannya dengan Domenico Berardi. Imbas pergantian itu, Lorenzo Insigne digeser ke tengah. Tapi faktanya Insigne, sebelum digantikan Andrea Belotti di menit ke-90, banyak bermain lebih ke dalam guna membuka ruang buat Berardi dan Federico Chiesa.

Sejak titik itu, Italia main lebih dinamis dalam meladeni Inggris. Hasilnya lahir di menit ke-67 lewat gol balasan Leonardo Bonucci yang bikin skor jadi 1-1.

Keputusan Southgate di pengujung laga saat memasukkan Jadon Sancho dan Marcus Rashford juga dinilai blunder. Keduanya justru gagal mengeksekusi penalti.

Ricuh

Sementara itu, kepolisian Inggris menangkap 49 orang dan mengatakan 19 petugas keamanan terluka dalam kerusuhan yang terjadi sebelum laga final Euro 2020 antara Italia dan Inggris di Stadion Wembley.

Penangkapan dilakukan setelah dugaan adanya sejumlah pelanggaran yang dilakukan sebelum pertandingan yang akhirnya dimenangi Italia melalui adu penalti.

"Kami melakukan 49 penangkapan suporter pada siang hari atas sejumlah pelanggaran. Kami juga berjaga sepanjang malam,” kata pihak Kepolisian Inggris dikutip Reuters, Senin (12/7).

Sebelum pertandingan dimulai, puluhan ribu orang pergi ke Stadion Wembley. Mereka berjalan dengan minuman keras dan membuat kegaduhan.

Sekitar dua jam sebelum laga, kericuhan pun pecah. Sejumlah suporter tanpa tiket memaksa masuk ke Stadion Wembley. Mereka mencoba menerobos pagar-pagar pembatas.

Pihak kepolisian tak secara rinci menyebut suporter mana yang terlibat dalam kericuhan tersebut. Namun, mereka mengonfirmasi tidak ada suporter tanpa tiket yang masuk ke stadion.

Pada sisi lain, sejumlah saksi mata yang berada di dalam stadion mengatakan adanya aksi kejar-kejaran antara penonton yang diduga tak memiliki tiket dan petugas.

Kepolisian Inggris sebelumnya telah mengimbau para pendukung untuk tidak melakukan perjalanan ke Wembley jika mereka tak memiliki tiket pertandingan. (Detiksport/Ant/d)

Sumber
: Koran SIB

Tag:

Berita Terkait

Headlines

Dinkes Sumut Kerahkan Tiga Titik Layanan Medis untuk Kejuaraan Atletik Asia Tenggara U18 & U20

Headlines

Kejuaraan Atletik Asia Tenggara di Sumut, Indonesia Raih Emas Pertama

Headlines

PKK Tanjungbalai Pertahankan Gelar Juara Umum Jambore PKK Sumut 2025

Headlines

Rico Waas Tutup Porkot Medan 2025, Kontingen Medan Selayang Juara Umum

Headlines

Bridge Sumut Diharapkan Ukir Prestasi di Kejuaraan Internasional RLCBC Malaysia

Headlines

Medan Baru Juara Umum Arung Jeram Porkot Medan 2025