Medan (SIB)
Ramadan telah mendidik dan mengajarkan kepada umat Islam banyak hal agar kelak menjadi pribadi bertaqwa. Pribadi bertaqwa akan menghasilkan efek yang kuat pada diri sendiri dan orang lain, bahkan kepada alam semesta. Sebagaimana tujuan dari diutusnya Rasulullah Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam.
Penegasan itu disampaikan Ahmad Muzani AL Fadani Spdi, dalam khutbahnya yang disampaikan pada Shalat Idul Fitri 1444, Sabtu (22/4) di lapangan Cadika, Kecamatan Medan Johor. Shalat Ied tersebut dihadiri ribuan umat Islam se Kota Medan, bersama Gubernur Sumut Edy Rahmayadi, Wali Kota Medan Bobby Nasution, Wakil Wali Kota Aulia Rachman beserta jajaran OPD Pemprov Sumut dan Pemko Medan.
Ikut juga dalam Shalat Ied, Ketua TP PKK Sumut Nawal Edy Rahmayadi, Ketua Tim Penggerak PKK Kota Medan Ny Kahiyang Ayu Bobby Nasution, Sekda Provinsi Sumut Arief Sudarto Trinugroho, Sekda Kota Medan Wiriya Alrahman, Ketua Bidang I PKK Ny Ismiralda Wiriya Alrahman, unsur Forkopimda Sumut dan Kota Medan serta segenap pimpinan perangkat daerah di lingkungan Pemko Medan.
Dikatakan Ahmad Muzani, jika pelajaran di bulan Ramadan bisa terus dipupuk dan diaplikasikan dalam kehidupan, maka bisa dipastikan akan tumbuh kedamaian dan persaudaraan yang kokoh. Menurutnya, sekaya apapapun seseorang, semakmur apapun suatu bangsa , kalau saling mengancam, saling dendam dan caci-maki tidak akan mendapatkan kebahagiaan.
“Terkadang, sedikit perbedaan membuat kita mudah mengkafirkan saudara kita, mudah menyesatkan saudara kita. Mudah mengklaim neraka kepada saudara kita. Bukankah Rasulullah pernah bersabda: perbedaan di antara umatku adalah rahmat (dalam bentuk kasih sayang),” kata Ahmad Muzani .
Jika perbedaan bisa menjadi alat kasih sayang kata Ahmad Muzani, mengapa sekarang ini perbedaan itu justru dijadikan alat menyebarkan ujaran-ujaran kebencian? Tidak bsia dipungkiri, wacana-wacana kebencian telah disebarkan secara massif. Ada penyebarannya melalui lisan, media sosial dan lebih parahnya lagi kebencian itu telah disebarkan melalui mimbar-mimbar agama.
“Tidak sedikit majlis-majlis taklim diisi dengan caci maki dan saling laknat, seharusnya bisa mendinginkan dan melembutkan hati kita, justru menjadikan hati kita semakin keras. Allah menyuruh kamu berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat. Allah melarang perbaatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran,” ungkapnya.
Melaknat adalah perbuatan mungkar yang harus dihentikan. Dia berharap setelah Ramadan ini, tidak ada lagi caci maki dan saling melaknat, baik di media sosial, mimbar-mimbar agama dan majlis-majlis.
“Sebaliknya, mari kita jadikan semua itu menjadi alat kita untuk menyebar kasih sayang antara satu dengan lainnya, semoga Allah menjadikan kita hambaNya yang bertaqwa. Implementasikanlah makna hakiki dari ibadah puasa untuk kehidupan sehari-hari, sehingga kita mampu memperkuat persaudaraan diantara kita,” harapnya. (A5/c)