DBD, Sudah Ada Korban Meninggal Dunia di Jakarta Selatan

Redaksi - Selasa, 02 April 2024 12:19 WIB
Republika/Putra M. Akbar
Petugas melakukan pengasapan (fogging) (ilustrasi). DInkes Rejang Lebong, Bengkulu, meminta warga mewaspadai penyebaran demam berdarah.
Jakarta (SIB)Suku Dinas Kesehatan (Sudinkes) Jakarta Selatan, menyatakan bahwa telah ada kasus seserang meninggal dunia akibat demam berdarah dengue (DBD) di daerah itu."Ada kasus kematian akibat DBD di Kebayoran Lama pada minggu lalu. Jadi, ada satu orang yang meninggal ketika di puskesmas," kata Kepala Suku Dinas Kesehatan (Sudinkes) Jakarta Selatan Yudi Dimyati di Jakarta, Senin (4/4).Menurut dia, data terakhir yaitu pada 26 Maret 2024 menunjukkan kasus DBD di Jakarta Selatan, mencapai 288 kasus dari 10 kecamatan di daerah itu.Ia menjelaskan bahwa untuk kasus kematian yang ditemukan terjadi di Kecamatan Kebayoran Lama, yakni ketika pasien datang ke puskesmas sudah mengalami koma dan tiga jam kemudian meninggal dunia.Yudi mengatakan, pasien sempat mendatangi puskesmas di daerah itu, namun ketika diminta untuk tes laboratorium, pasien memaksa pulang. Tiga hari kemudian pasien datang kembali dengan kondisi koma."Datang ke puskesmas dengan kondisi sudah koma, walaupun sebelumnya sudah masuk ke puskesmas. Pas diperiksa ternyata trombosit sudah turun hanya tinggal 40 ribu dari normalnya 150 ribu," katanya.Ia menambahkan, dengan adanya kasus kematian tersebut, maka petugas langsung melakukan fogging atau pengasapan untuk memberantas nyamuk di daerah yang terdapat kasus positif.Sebelumnya, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta meningkatkan gerebek pemberantasan sarang nyamuk (PSN) secara serentak dengan menerapkan gerakan 3M plus di tujuh tatanan wilayah tersebut untuk menanggulangi penambahan kasus DBD."Jadi, ada SE (surat edaran) Sekda kemarin, mulai hari ini dan ke depan kita akan melakukan kegiatan gerebek PSN," kata Ani.Menurut dia, gerebek PSN 3M plus yaitu menguras, menutup, mendaur ulang plus kegiatan lain yang mencegah perkembangbiakan dan gigitan nyamuk aedes aegypti diberbagai tatanan harus terus ditingkatkan.Terutama kata Ani, yang berada di tujuh tatanan meliputi rumah tangga/permukiman, institusi pendidikan, perkantoran, tempat-tempat umum, tempat penjualan makanan, fasilitas olah raga, dan fasilitas kesehatan.Menurut dia, sebenarnya dari lima kota dan satu kabupaten yang masuk DKI Jakarta rerata kasus DBD meningkat, baik itu di Jakarta Barat, Timur, Utara, Selatan, Pusat, maupun Kepulauan Seribu.Akan tetapi kata Ani, daerah yang paling banyak penyebaran kasus DBD hingga tanggal 26 Maret 2024 yaitu Jakarta Barat dengan jumlah kasus mencapai 716, disusul Jakarta Selatan 576, Jakarta Timur 562, Jakarta Utara 262 kasus, Jakarta Pusat 172, dan Kepulauan seribu 18 kasus. (**)


Tag:

Berita Terkait

Headlines

Dinkes Medan Terjunkan Tim Medis Tangani Pengungsi Banjir

Headlines

Hingga Akhir Agustus, ODHIV di Dairi Meningkat Hingga 7 Persen

Headlines

Cegah DBD, Puskesmas Binjai Kota Fogging Daerah Rawan Banjir

Headlines

Gandeng UPTD Puskesmas Bane, SMKN 1 Pematangsiantar Gelar Sosialisasi Pengurangan Penyebaran DBD

Headlines

Kasus DBD di Pematangsiantar Capai 81 dalam Tiga Bulan, Satu Orang Meninggal

Headlines

Muntaber Jadi Kasus Terbanyak di RSU Haji Medan 2024, Disusul Pneumonia dan Tipes