Jakarta
(harianSIB.com)Puncak kemarahan publik atas serangkaian kebijakan pemerintah dan tragedi kemanusiaan pecah di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta. Ribuan
massa pengunjuk rasa berhasil menjebol gerbang utama Gedung
DPR/MPR RI pada Jumat (29/8/2025) sore, menandai eskalasi dramatis dalam gelombang protes yang telah berlangsung sejak awal pekan.
Menurut pantauan di lokasi, sekitar pukul 16.55 WIB, massa yang terkonsentrasi di depan gerbang utama berhasil merobohkan pagar pembatas. Dengan membawa bendera Merah Putih, mereka merangsek masuk ke halaman dalam kompleks parlemen sambil melemparkan petasan dan botol air ke arah gedung.
Aparat gabungan TNI dan Polri yang berjaga sigap merespons. Barikade berlapis yang terdiri dari prajurit Marinir TNI AL di garis terdepan, didukung oleh personel Polri dengan tameng transparan dan kendaraan taktis, berusaha menghalau laju massa. "Mundur! Mundur! Jangan anarkis!" seru aparat melalui pengeras suara, meminta massa untuk keluar dari area gedung secara damai.
Meskipun demikian, hingga berita ini diturunkan pukul 19.19 WIB, sebagian besar massa masih bertahan di dalam kompleks. Beberapa di antaranya bahkan nekat memanjat pagar dan tembok, sementara lemparan petasan ke arah lobi gedung masih terus terjadi.
Akumulasi Kekecewaan dan Tragedi Kemanusiaan
Aksi hari ini merupakan puncak dari unjuk rasa yang telah digelar sejak 25 Agustus 2025. Massa yang terdiri dari berbagai elemen masyarakat, termasuk buruh dan mahasiswa, menyuarakan empat tuntutan utama:- Penolakan kenaikan tunjangan fantastis bagi anggota DPR.-Penghapusan sistem kerja alih daya (outsourcing).-Kenaikan upah minimum yang layak.-Reformasi sistem perpajakan yang berkeadilan.
Direktur Rumah Politik Indonesia, Fernando Emas, menyatakan bahwa insiden ini adalah cerminan dari kemarahan publik yang tak terbendung. "DPR dianggap tidak peka terhadap penderitaan rakyat. Di tengah kesulitan ekonomi, mereka justru sibuk dengan kepentingan sendiri. Ini memicu frustrasi kolektif," ujarnya.
Emosi massa semakin tersulut oleh insiden tragis pada Kamis (28/8/2025), ketika seorang pengemudi ojek online tewas terlindas kendaraan taktis Brimob di kawasan Pejompongan saat aksi unjuk rasa.