Washington DC (SIB) -Pharrell Williams protes, lagunya dipakai Donald Trump untuk acara politik yang diselenggarakan di Indiana. Lewat kuasa hukumnya, peraih sejumlah Grammy Awards itu mengirim surat peringatan pada presidennya tersebut.
Trump menggunakan lagu Pharrell, 'Happy', di sebuah acara di Midwest, Sabtu, (27/10). Lagu itu diputar setelah ada insiden penembakan di Pittsburgh. Karena itu, sang pemilik lagu marah dan tak terima lagu cerianya diputar dalam suasana yang tak pas.
"Di hari ketika pembunuhan massal terhadap 11 orang oleh orang gila yang mengaku nasionalis, kamu memutar lagunya, Happy, untuk kerumunan di acara politik di Indiana," tulis Howard King, seperti disiarkan HarNas.Co, Selasa (30/10).
Dalam suratnya itu, King juga menyebut, Pharrell belum dan tidak akan mengizinkan Trump untuk menggunakan musiknya di depan publik. Jika tetap memaksa, maka dia bisa dituntut atas pelanggaran hak cipta dan merek dagang.
Lewat 'Happy', Pharrell beroleh ragam penghargaan. Satu di antaranya dinobatkan sebagai 'Solo Artist of The Year' diajang GQ Men Of The Year Awards 2014 yang digelar di London, Inggris, pada Selasa, 2 September 2014.
Lagu tersbeut pun mengantarkan Pharrell meraih penghargaan di Grammy Awards ke-57 di Los Angeles, Amerika Serikat, Minggu, 8 Februari 2015.
Penghargaan lain karena membawakan lagu tersebut adalah Best Music Video dan Best Pop Solo Performance dari Grammy Awards ke-57. Setidaknya, sejak single 'Happy' dirilis pada 2013, Pharrell berhasil meraih tujuh penghargaan. "Hidup ini seperti komedi putar. Terima kasih semua atas dukungannya," kata Pharrell di atas panggung.
Dalam kategori tersebut, Pharrell berhasil mengalahkan John Legend lewat lagu 'All of Me', Sia lewat lagu 'Chandelier', Sam Smith lewat lagu 'Stay With Me', dan Tayol Swift lewat lagu 'Shake it Off'.
'Happy' pun terus mengudara di berbagai acara musik. Alunan musik yang ringa dan ceria membuat lagu 'Happy' didapuk sebagai soundtrack film keluarga yang berjudul 'Despicable Me 2' pada tahun 2013.
'Happy' juga berhasil dinobatkan sebagai lagu paling banyak diunduh sepanjang tahun dengan angka 12 juta. Walaupun film 'Despicable Me 2' telah lama tayang, tapi soundtrack film tersebut yakni 'Happy' tetap mengudara di berbagai kesempatan.
Di balik sukses dan membuat namanya melambung, 'Happy' melewati sejumlah jalan terjal. Karena rangkaian lagu itu, Pharrell dan Robun Thicke diduga telah melakukan plagiat terhadap karya sesama musisi Marvin Gaye.
Bermula dari lagu yang berjudul Blurred Line. Lagu tersebut dituntut oleh pihak keluarga dari Gaye dengan meyakini bahwa lagu Blurred Line adalah lagu plagiat dari lagu Marvin Gaye di tahun 1977 dengan judul 'Got to Give it Up'.
Kasus itu mengharuskan dua pesohor membayar denda sekitar 7 juta kepada keluarga Marvin Gaye. Putusan tersebut mengarah pada lagu 'Happy'.
Keluarga Gaye menduga lagu 'Happy' merupakan lagu plagiat dari lagu Gaye lainnya, yang berjudul Ain't That Peculiar. Dalam kesempatan yang sama, keluarga Gaye mengatakan bahwa Pharrell sangat mengidolakan Gaye. "Pharrell sudah mengakui bahwa Marvin Gaye adalah salah satu idolanya. Namun ini adalah kasus hukum, dan pencipta punya hak cipta dalam setiap karyanya. Ini akan kami tindak lebih lanjut," ungkap salah satu anggota keluarga Gaye.
Tetapi untuk yang kali ini, 'Happy' tak dikategorikan seperti yang di atas.
Tentang larangan dan ancaman menyeret ke jalur hukum, bukan yang pertama dialami Trump. Sejumlah musisi pernah melayangkan protes dan memintanya berhenti menggunakan lagu mereka untuk kepentingan acaranya. Mereka antara lain Aerosmith, R.E.M. dan Queen. (T/R10/l)