Stan Lee, Pencipta dan Legenda Komik-komik Marvel Meninggal

- Rabu, 14 November 2018 19:17 WIB

Warning: getimagesize(https://www.hariansib.com/cdn/photo/dir112018/hariansib_Stan-Lee--Pencipta-dan-Legenda-Komik-komik-Marvel-Meninggal.jpg): Failed to open stream: HTTP request failed! HTTP/1.1 404 Not Found in /home/u956909844/domains/hariansib.com/public_html/amp/detail.php on line 170

Warning: Trying to access array offset on value of type bool in /home/u956909844/domains/hariansib.com/public_html/amp/detail.php on line 171

Warning: Trying to access array offset on value of type bool in /home/u956909844/domains/hariansib.com/public_html/amp/detail.php on line 172
SIB/Dok
MENINGGAL: Pencipta sekaligus legenda komik-komik Marvel, Stanley Martin Lieber meninggal dunia pada usia 95. Sang legenda bersama sebagian karyanya.

Los Angeles (SIB) -Pencipta sekaligus legenda komik-komik Marvel, Stanley Martin Lieber, meninggal dunia pada usia 95. Kabar duka tersebut sudah dikonfirmasi putri pria yang disapa dekat Stan Lee tersebut. "Ayah saya mencintai semua penggemarnya. Dia adalah pria paling hebat dan paling baik," ungkap putri Stan, JC, Selasa (13/11).

Pria yang dijuluki bapak superhero Marvel itu merupakan pencipta karakter fenomenal seperti Captain Amerika, Spiderman, Hulk, Doctor Strange, Fantastic Four, Iron Man, Daredevil, Thor, X-men dan banyak karakter fiksi lainnya.

Pria yang lahir di New York City pada 28 Desember 1922 tersebut disebut berjuang melawan pneumonia.

Stan masuk ke dalam industri buku komik Will Eisnet Award Hall of Fame pada tahun 1994 dan Jack Kirby Hall of Hall of Fame pada tahun 1995. Stan juga tercatat menerima National Medal of Arts pada tahun 2008.

Dalam perjalanan kariernya, Stan dikenal antirasisme. Dimulai 1968, ia menuliskan tentang fanatisme dan rasisme yang akan terus menjangkit di dunia. Pemikiran visioner itu dituliskan Stan dalam kolom Stan's Soapbox pada 1960-an. "Kefanatikan dan rasisme adalah salah satu penyakit sosial paling mematikan yang menjangkiti dunia saat ini," tulisnya seperti disiarkan Washington Post, Selasa (13/11).

Tentang fanatisme dan rasisme, Stan menulisnya pada tahun ketika Martin Luther King Jr dan Robert F Kennedy tewas dibunuh. Kalimat itu pernah ditulis kembali olehnya melalui Twitter pada 15 Agustus 2017, menanggapi tentang kekerasan mematikan yang dipicu nasionalis kulit putih di Charlottesville. 

Pada akhir tulisannya, Stan menuliskan harapan bagi manusia. "Cepat atau lambat, jika manusia layak menjalani takdirnya, kita harus mengisi hati kita dengan toleransi."

Ia menggunakan kalimat itu untuk menghadapi dan mencela kefanatikan. Nilai-nilai ini dikisahkan dalam komik Marvel. "Marvel selalu dan akan selalu menjadi cerminan dari dunia di luar jendela kita. Dunia mungkin akan berubah dan berkembang, tetapi satu hal yang tidak akan berubah adalah cara kita menyampaikan cerita tentang kepahlawanan," ungkap Stan. "Cerita-cerita itu memiliki ruang untuk semua orang, tanpa memandang ras, jenis kelamin, atau warna kulit mereka. Satu-satunya hal yang tidak kita miliki adalah kebencian, intoleransi dan kefanatikan,"tulisnya.

Contoh pada karakter Black Panther yang diciptakan pada 1966 oleh Stan bersama Jack Kirby. Karakter Black Panther adalah raja Afrika yang memerintah negara kaya dan berteknologi maju, Wakanda. Karakternya sebagai wujud pahlawan super berkulit hitam pertama di dunia.

Perlawanan terhadap nilai rasisme Amerika juga diangkat dalam film X-Men. Para mutan X-Men yang selalu menghadapi diskriminasi. "Saya selalu merasa X-Men, secara halus, sering menyentuh subjek rasisme dan ketidaksetaraan dan saya percaya bahwa subjek telah muncul dalam judul lain juga," tuturnya seperti disiarkan MedCom.id. "Kami tidak akan pernah berusaha keras mengenai masalah ini, yang harus ditangani dengan hati-hati dan kecerdasan."

Dalam Stan's Soapbox, ia juga menuliskan bagaimana kebesarana kekuatan cinta dapat mengalahkan rasa benci. Ia mengibaratkan tiga tokoh pembawa perdamaian dari Kristen, Buddha, dan Moses ketika ajaran dan perbuatan mereka dapat mempengaruhi jutaan orang selama bertahun-tahun yang keberadaannya masih terasa di setiap sudut bumi. "Sekarang perhatikan para praktisi kebencian yang telah menodai halaman-halaman sejarah. Siapa yang masih memuliakan kata-kata mereka? Di mana penghormatan masih dibayar untuk ingatan mereka? Spanduk apa yang masih diangkat untuk tujuan mereka?"

"Kekuatan cinta dan kekuatan kebencian, mana yang paling abadi? Ketika Anda cenderung putus asa... biarkan jawabannya menopang Anda," tulis Stan. (T/R10/h)


Tag:

Berita Terkait

Hiburan

Perkuat Perlindungan Anak, LPA Pematangsiantar Jalin Komitmen Bersama Lintas Sektoral

Hiburan

Forkopimda Dukung Percepatan Pemetaan Lahan, Aset, dan Bangunan KDKMP di Kabupaten Karo

Hiburan

SMP Swasta Tritunggal Tanjungbalai Peringati Hari Pangan Sedunia

Hiburan

Pemerintah Anggarkan Rp.350 Miliar Setahun Untuk Program UHC

Hiburan

Rico Waas Komitmen Atasi Genangan Air di Kota Medan dengan Metode Sumur Laluan

Hiburan

Perkuat Program Pemenuhan Gizi Anak, Kapolres Pematangsiantar Gelar Rakor dengan Supplier SPPG