Antibiotika Tidak Ampuh Lagi, Ancaman Global

- Minggu, 06 Juli 2014 23:14 WIB

Warning: getimagesize(https://hariansib.com/cdn/uploads/images/2014/07/hariansib.com): Failed to open stream: HTTP request failed! HTTP/1.1 404 Not Found in /home/u956909844/domains/hariansib.com/public_html/amp/detail.php on line 170

Warning: Trying to access array offset on value of type bool in /home/u956909844/domains/hariansib.com/public_html/amp/detail.php on line 171

Warning: Trying to access array offset on value of type bool in /home/u956909844/domains/hariansib.com/public_html/amp/detail.php on line 172
Jakarta (SIB)- Sebanyak 40 negara, antara lain Indonesia, AS, Cina dan Rusia bersama WHO, FAO, OIE sepakat mengenai Rencana Aksi Global untuk mengatasi kuman yang semakin resisten terhadap antibiotika.Kesepakatan itu dicapai dalam Ministerial Conference on Antimicrobial Resistance (Konferensi Tingkat Menteri mengenai Resistensi Antikuman, red) di Vredespaleis, Den Haag (25-26 Juni 2014).Menteri Kesehatan RI Dr Nafsiah Mboi secara bersama memimpin (co-chair) konferensi tersebut dengan Menteri Kesehatan, Kesejahteraan dan Olah Raga Belanda Edith Schippers dan Menteri Pertanian Sharon Dijksma.Kesepakatan di antaranya mencakup kebijakan di bidang higiene, penyadaran masyarakat, penyusunan peraturan, pengawasan, penelitian ilmiah dan pengembangan antibiotika jenis baru dalam kerangka kerjasama pemerintah dan swasta.Rencana global ini diperlukan untuk mencapai penggunaan antibiotika secara bertanggung jawab, baik untuk manusia maupun hewan. Penggunaan antibiotika yang berlebihan telah menyebabkan kuman patogen menjadi resisten dan antibiotika tidak ampuh lagi."Resistensi kuman terhadap antibiotika sudah menjadi masalah global. Dia tidak berhenti di perbatasan negara," ujar Menkes Belanda Schippers.Menurut Schippers, diperlukan aksi dan oleh sebab itu dia mengaku gembira bahwa pada konferensi ini berhasil dicapai kesepakatan bersama. "Kini saatnya informasi ini disebarluaskan. Para ahli sepakat bahwa resistensi kuman terhadap antibiotika merupakan ancaman besar. Namun masyarakat belum mengerti bahaya ini dan masih terus meminta dokter memberi antibiotika jika tidak benar-benar dibutuhkan. Masyarakat perlu tahu betapa besar masalah ini," imbuh Schippers.Sementara itu Menteri Pertanian Belanda Dijksma mengatakan bahwa tindakan untuk menanggulangi resistensi kuman terhadap antibiotika pada manusia dan hewan sudah sangat mendesak."Bersyukur bahwa kita di Den Haag bersama sedemikian banyak negara berhasil mencapai kesepakatan lintas batas untuk mengatasi masalah ini. Kita tidak boleh menunda-nunda lagi, sebab jika tidak diambil tindakan maka resistensi kuman terhadap antibiotika dapat menyebabkan bencana untuk manusia dan hewan," demikian Dijksma.Kesepakatan lainnya yang berhasil dicapai yakni harus dilakukan kerjasama pemerintah dan swasta untuk mengembangkan antibiotika baru.Selain Belanda, negara-negara yang hadir kini juga mengenali keterkaitan antara penggunaan antibiotika pada hewan dan munculnya resistensi kuman pada manusia.Pemerintah bertanggung jawab menentukan kebijakan di negaranya sendiri untuk menanggulangi resistensi kuman terhadap antibiotika.Di samping itu, Menteri Schippers dan Dijksma menyerukan upaya penyelamatan terakhir dan mencadangkan antibiotika baru untuk manusia dan tidak untuk peternakan. Mengenai hal ini masih menjadi diskusi internasional.Sebelumnya, Menkes RI Dr. Nafsiah Mboi dalam sambutannya menyampaikan bahwa isu pesatnya perkembangan kuman patogen yang resisten terhadap antibiotika memerlukan penanganan bersama secara global.Menkes mengharapkan melalui konferensi ini akan lahir kemauan politik bersama yang dapat diterapkan menjadi kebijakan untuk menanggulangi masalah ini. (detikcom/q)


Tag:

Berita Terkait

Kesehatan

Arab Saudi Tidak Tolerir Kritikan Terhadap Putra Mahkota

Kesehatan

Menteri Israel Sebut Tidak Mungkin Damai dengan Palestina

Kesehatan

Swasembada Pangan Ala Orba Diungkap, Petani Tidak Sejahtera dan Tidak Bebas Tanam Padi

Kesehatan

Data dari Satu Instansi Seringkali Tidak Sinkron Disajikan ke Publik

Kesehatan

Ma´ruf Amin: Tidak Boleh Ada Lagi Perlakuan Diskriminasi kepada Suatu Kelompok di Indonesia

Kesehatan

Kapoldasu: Tidak Ada yang Bisa Mengklaim Haknya atas Surga