Jakarta (SIB) -Hampir tiga minggu dilaksanakan program pertukaran pelajar antar daerah yang bertujuan untuk menanamkan nilai-nilai toleransi, pendidikan dan keindonesiaan. Program tersebut diberi nama SabangMerauke (Seribu Anak Bangsa Merantau Untuk Kembali).Sebanyak 15 pelajar Sekolah Menengah Pertama (SMP) terpilih dari berbagai penjuru nusantara mengikuti berbagai kegiatan yang menarik dan bertemu tokoh-tokoh inspiratif.Program yang digagas Ayu Kartika Dewi, Aichiro Suryo dan Dyah Widiastuti di tahun 2012 ini mempertemukan 15 Adik SabangMerauke (ASM) dengan 15 Kakak SabangMerauke (KSM) dan 15 Famili SabangMerauke (FSM).Ke-15 ASM yang terpilih dari 1.173 pendaftar tinggal di rumah keluarga angkat yang berbeda suku dan agama selama tiga minggu di wilayah Jabodetabek dan mengikuti berbagai kegiatan bersama kakak pendamping untuk mengalami makna toleransi, pendidikan dan keindonesiaan seutuhnya.Selama tiga minggu itu para peserta juga berkunjung ke tempat-tempat di Jakarta seperti Balaikota, Garuda Indonesia Training Center, rumah-rumah ibadah dan juga kampus-kampus di Jakarta. Ke-15 ASM terlihat sangat antusias mengikuti kegiatan dan berinteraksi langsung dengan para narasumber. Mereka juga mendapat pengalaman-pengalaman baru yang sangat menarik.Selain itu, para Kakak SabangMerauke (KSM) yang berasal dari berbagai universitas di Indonesia juga mendapatkan kesempatan untuk memperkenalkan kampusnya kepada para ASM. Diharapkan, selepas mengikuti kegiatan ini, para Adik SabangMerauke (ASM) itu bisa menjadi salah satu Duta Toleransi setelah kembali ke daerahnya masing-masing.Sebelumnya, SabangMerauke 2016 telah melakukan Grand Launching pada 23 Januari 2016 di Gedung Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, serta Jumpa Pers "Pengumuman Anak SabangMerauke 2016" tanggal 8 Juni 2016 di Annex Building, Jakarta.Managing Director SabangMerauke 2016, Irma Sela Karlina menjelaskan, "SabangMerauke (Seribu Anak Bangsa Merantau untuk Kembali) adalah program pertukaran pelajar antar daerah di Indonesia yang bertujuan untuk menanamkan semangat toleransi."Kami berharap, interaksi antar FSM, KSM dan ASM akan lebih kuat sehingga nilai-nilai toleransi, pendidikan dan keindonesiaan yang ingin ditanamkan bisa lebih kuat diresapi oleh adik-adik SabangMerauke. Sehingga ketika para Adik SabangMerauke kembali ke daerah asalnya mereka akan bisa menyebarkan nilai-nilai tersebut di lingkungan sekitarnya. Pendaftar FSM, KSM dan ASM pun jauh meningkat di tahun ini. Artinya, semakin banyak orang yang percaya pada nilai SabangMerauke dan ingin ikut terlibat langsung di dalam pelaksanaan program SabangMerauke," ucapnya.Kegiatan menumbuhkan nilai-nilai toleransi kepada anak-anak muda itu dilaksanakan Yayasan Seribu Anak Bangsa (Komunitas SabangMerauke) bekerja sama dengan AnchorSudirman. (sindotrijaya.com/q)