Trofi yang Dibuat dari Tengkorak Manusia Ungkap Kekejaman Suku Maya

- Sabtu, 15 Juni 2019 15:36 WIB

Warning: getimagesize(https://www.hariansib.com/cdn/uploads/images/2019/06/3348_Trofi-yang-Dibuat-dari-Tengkorak-Manusia-Ungkap-Kekejaman-Suku-Maya.jpg): Failed to open stream: HTTP request failed! HTTP/1.1 404 Not Found in /home/u956909844/domains/hariansib.com/public_html/amp/detail.php on line 170

Warning: Trying to access array offset on value of type bool in /home/u956909844/domains/hariansib.com/public_html/amp/detail.php on line 171

Warning: Trying to access array offset on value of type bool in /home/u956909844/domains/hariansib.com/public_html/amp/detail.php on line 172
SIB/Jose Ignacio Soto/Thinkstock
PIRAMIDA SUKU MAYA: Suasana senja di sekitar Piramida suku Maya di Meksiko.

Peninggalan arkeologis peradaban Maya mengungkap satu hal yang sangat jelas: jangan main-main dengan mereka atau tulang Anda akan dibuat menjadi aksesoris.

Eksplorasi arkeologi di hutan Pacbitun, Belize, baru-baru ini menemukan dua ornamen yang dibuat dari tengkorak manusia.

Seperti yang dilaporkan pada jurnal Latin American Antiquity, kelompok peneliti yakin tengkorak tersebut dapat menjelaskan persaingan dan perebutan kekuasaan di peradaban Maya.

Dikenal dengan nama "trofi tengkorak Pacbitun", ornamen mengerikan tersebut kemungkinan besar dikenakan di leher sebagai liontin mewah. Tampaknya, darah, keringat, dan kerja keras, bercampur saat membuat objek ini.

Goresannya menunjukkan bahwa tengkorak pertama kali dipotong menggunakan pisau tajam. Selain itu, setiap ujungnya dibor untuk mengikat tali dan memperkuat tengkorak. Trofi tengkorak itu kemudian diukir dan dicat dengan warna merah.

Peradaban Maya memang tidak dapat dipisahkan dari ritual berdarah dan tengkorak manusia. Meski begitu, para arkeolog baru mengetahui sedikit makna di balik penemuan ini.

Pada beberapa situs arkeologi suku Maya, para penguasa digambarkan kerap mengenakan tengkorak nenek moyang mereka sendiri sebagai ornamen. Namun, trofi yang ditemukan di Pacbitun diyakini akan mengungkap sesuatu yang lebih jahat.

Menurut dugaan peneliti, para tokoh elit mungkin mengenakan trofi yang dibuat dari tengkorak musuh-musuh mereka yang kalah untuk mengekspresikan kekuasaan.

Gagasan ini cocok dengan konteks sosial yang lebih luas saat itu. Trofi tengkorak diperkirakan berasal dari abad delapan atau sembilan Masehi. Saat itu, Pacbitun dan kota-kota Maya lainnya di dataran rendah selatan kehilangan kendali atas kekuasaan, sementara yang berada di utara berusaha mengambil keuntungan dari kekosongan pemerintahan dan meningkatkan agresi mereka.

Di tengah pembantaian itu, peradaban Maya di wilayah selatan yang dulunya kuat akhirnya mengalami kehancuran misterius. Meskipun penyebab keruntuhannya masih belum jelas, tapi peninggalan ini mungkin bisa memberi jawaban.

"Meskipun bukti dari trofi tengkorak tidak secara pasti menunjukkan bahwa situs-situs di bagian dataran rendah selatan berhasil dikuasai oleh pejuang utara, tapi itu setidaknya menunjukkan adanya peran kekerasan. Dan peperangan mengindikasikan adanya sebuah akhir," papar Gabriel D Wrobel, pemimpin penelitian sekaligus associate professor of Antrophology dari Michigan State University. (Nationalgeographic/q)

Berita Terkait

Lembaran Budaya

Kades Hutalontung dan Penyedia ISP Ditahan Kejari Taput Terkait Dugaan Korupsi DD, ADD, dan Pengadaan Internet

Lembaran Budaya

Perayaan Natal PAPOSMA Kota Medan Salurkan Kolekte untuk Korban Banjir Tapteng

Lembaran Budaya

Natal Punguan Pomparan Si Raja Hutapea Se - Kota Medan Sukacita

Lembaran Budaya

Lintasarta Salurkan Dukungan Digital dan Bantuan Kemanusiaan di Wilayah Terdampak Bencana Sumatera

Lembaran Budaya

Minggu Kasih, Kapolsek Tanjungmorawa Serahkan Paket Pangan Warga GKPS Terdampak Banjir

Lembaran Budaya

Herodes juga Percaya, Jesus Juru Selamat