RI Tampikan Budaya-Kuliner Tradisional di Konferensi Perubahan Iklim

- Sabtu, 07 Desember 2019 18:52 WIB

Warning: getimagesize(https://www.hariansib.com/cdn/uploads/images/2019/12/4765_RI-Tampikan-Budaya-Kuliner-Tradisional-di-Konferensi-Perubahan-Iklim.jpg): Failed to open stream: HTTP request failed! HTTP/1.1 404 Not Found in /home/u956909844/domains/hariansib.com/public_html/amp/detail.php on line 170

Warning: Trying to access array offset on value of type bool in /home/u956909844/domains/hariansib.com/public_html/amp/detail.php on line 171

Warning: Trying to access array offset on value of type bool in /home/u956909844/domains/hariansib.com/public_html/amp/detail.php on line 172
Mei Amelia/detikcom
Bambu jadi pilihan utama instalasi di Paviliun Indonesia

Madrid (SIB)

Delegasi RI menarik perhatian negara-negara lain dalam Konferensi Perubahan Iklim di Madrid, Spanyol. Paviliun Indonesia menjadi etalase RI dengan menampilkan budaya hingga kuliner tradisional Indonesia.

Lokasi paviliun Indonesia sangat strategis karena terletak di dekat pintu masuk. Keunikan paviliun Indonesia menjadi daya tarik tersendiri untuk pengunjung.

Kepala Badan Litbang dan Inovasi sekaligus Ketua Paviliun Indonesia Agus Justianto menargetkan setidaknya 5.000 pengunjung yang datang ke paviliun Indonesia.

Di paviliun Indonesia sendiri akan ada 43 sesi talkshow. Sejumlah tokoh ternama (eminent person) akan hadir menjadi pembicara di paviliun Indonesia, salah satunya Al Gore.

"Kalau di sini dari pengalaman tahun lalu bisa menyedot, kan banyak orang lalu lalang, satu sesi saja bisa ini kan kapasitas 100 orang. Anggap aja 80 persen, 80 orang kali 43 itu yang ikut sesinya saja. Berarti hampir 3.000-an orang, bisa sampai 5.000 orang (pengunjung)," jelas Agus di Paviliun Indonesia, IFEMA de Madrid, Madrid, Spanyol, Senin (2/12).

Aksen budaya ditonjolkan di Paviliun Indonesia ini, salah satunya bambu. Bambu menjadi salah satu komponen yang ingin diperlihatkan Indonesia dalam upaya pengelolaan ramah lingkungan.

"Kita mencari yang unik. Bambu itu, fungsinya kan luar biasa, dia ramah lingkungan dan mudah tumbuh di mana saja, itu bisa dimanfaatkan dengan baik oleh kita," kata Agus.

China merupakan negara yang memanfaatkan teknologi dari bambu. Menurutnya, bambu bisa jadi jawaban atas perubahan iklim.

"Di China dia sudah bisa menjadi bahan laminating, partikel board yang kekuatannya hampir sama dengan kayu. Ke depan, bambu bisa menghadapi perubahan iklim," katanya.

Kain batik juga menjadi ornamen yang mempercantik Paviliun Indonesia. Rumah adat yang ramah lingkungan juga menjadi backdrop di paviliun Indonesia.

Delegasi juga membawa kuliner Indonesia. Indonesia ingin menarik banyak pengunjung dengan menyajikan makanan tradisional dari berbagai daerah Nusantara.

"Nasi tumpeng itu akan opening kita pada tanggal 4 Desember. Kemudian nanti ada wajik, nagasari, singkong, keripik, macam-macam," ujar Emilia Rosa selaku EO di paviliun Indonesia. (detikcom/c)

Berita Terkait

Lembaran Budaya

Sungai Aek Doras Meluap, Sejumlah Kawasan di Sibolga Terendam Lumpur

Lembaran Budaya

GAPKI Salurkan 10 Ton Beras untuk Korban Bencana di Sumut

Lembaran Budaya

Kemensos Salurkan Rp66,7 Miliar untuk Penanganan Banjir dan Longsor di Tiga Provinsi Sumatera

Lembaran Budaya

BNPB Perbarui Data Korban Bencana di Sumatera: 921 Meninggal, 392 Hilang

Lembaran Budaya

Pemkab Tapteng Perpanjang Masa Tanggap Darurat

Lembaran Budaya

Perayaan Natal Punguan Marbona Sektor Medan Denai, Pdt Belman Manik STh: Jangan Takut Karena Tuhan Sudah Hadir