Manusia Purba Menyimpan Santapan Sumsum Tulang Layaknya Kaleng Sup

- Sabtu, 11 Januari 2020 15:23 WIB

Warning: getimagesize(https://hariansib.com/cdn/uploads/images/2020/01/8004_Manusia-Purba-Menyimpan-Santapan-Sumsum-Tulang-Layaknya-Kaleng-Sup.jpg): Failed to open stream: HTTP request failed! HTTP/1.1 403 Forbidden in /home/u956909844/domains/hariansib.com/public_html/amp/detail.php on line 170

Warning: Trying to access array offset on value of type bool in /home/u956909844/domains/hariansib.com/public_html/amp/detail.php on line 171

Warning: Trying to access array offset on value of type bool in /home/u956909844/domains/hariansib.com/public_html/amp/detail.php on line 172
1971yes/Getty Images/iStockphoto
Ilustrasi

Satu studi menemukan bahwa manusia prasejarah menyimpan sumsum tulang di gua-gua tempat mereka tinggal seperti kaleng sup. Setelah disimpan selama sembilan minggu, barulah mereka memakan hasil simpanannya itu.

Para ilmuwan sempat berpikir bahwa orang paleolitik hidup dengan memakan langsung makanan yang mereka dapat tanpa menyimpannya. Namun penelitian terbaru menemukan bahwa mereka cukup canggih untuk mengawetkan daging menggunakan tulang seperti kita menggunakan kaleng pada zaman modern saat ini.

Penelitian menunjukkan kegiatan ini terjadi antara 420.000 dan 200.000 tahun yang lalu di goa Qesem dekat tempat yang sekarang disebut Tel Aviv. Hal ini membuktikan adanya penundaan konsumsi makanan pertama kali menurut penelitian yang dipublikasikan di Science Advances.

"Tulang – tulang itu digunakan sebagai kaleng yang melindungi sumsum tulang untuk waktu yang lama sampai tiba saatnya melepas kulit kering, menghancurkan tulang dan memakan sumsum," ujar Profesor Ran Barkai dari Universitas Tel Aviv, yang terlibat dalam penelitian tersebut.

Menurutnya juga sumsum tulang merupakan sumber nutrisi yang signifikan oleh karena itu sumsum tulang sudah lama dikenal sebagai makanan dari jaman prasejarah. Pada masa prasejarah, penduduk goa membawa bagian tubuh tertentu dari bangkai hewan yang diburu.

"Mangsa yang paling umum adalah rusa bera, dan anggota badan serta tengkorak yang kemudian dibawa ke goa, sementara sisa bangkainya dilucuti daging dan lemaknya di tempat mereka berburu lalu ditinggalkan di sana, " papar Profesor Jordi Rosell dari Institut Paleoekologi Manusia Catalan dan Evolusi Sosial (IPHES).

Para peneliti juga menemukan tulang-tulang kaki rusa memiliki tanda-tanda khusus yang tidak terlihat seperti tanda-tanda yang tersisa dari pengupasan kulit segar. Menurutnya, manusia prasejarah percaya bahwa jika tulang-tulang itu dibiarkan tertutup kulit akan membantu mengawetkannya sampai mereka membutuhkan daging.

Tak hanya itu, para peneliti juga menemukan bahwa pada zaman itu orang-orang secara teratur menggunakan api, untuk memasak dan memanggang di Goa Qesem. Goa Qesem sendiri ditemukan 15 tahun lalu pada saat pembangunan jalan menuju Tel Aviv.

Penelitian yang terjadi pada tahun 2020 terhadap jejak-jejak tersebut sempat menimbulkan kontroversi di dunia arkeologi. Kontroversi ini mempertanyakan teori Homo sapiens yang berasal dari Afrika, tetapi para arkeolog tidak dapat menarik kesimpulan nyata dari bukti yang sudah ada. (National Geographic Indonesia/d)

Berita Terkait

Lembaran Budaya

Sektor Pangan Olahan Salah Satu Tulang Punggung Ekonomi Kreatif Medan

Lembaran Budaya

Robi Sugara Tewas Terjatuh di Jalinsum Lubukpakam Diduga Elakkan Aspal Dikerok

Lembaran Budaya

Sidang Sengketa Tanah Herlina Sinuhaji: PT UG Diduga Memaksakan Kepemilikan

Lembaran Budaya

Apri/Fadia Menang, Indonesia Loloskan 5 Wakil ke Final Indonesia Masters 2025

Lembaran Budaya

Ladang Ganja Seluas 1 Rante di Kawasan Hutan Sibuatan, Karo Dimusnahkan

Lembaran Budaya

Sambut HUT Humas Polri ke-74, Bidhumas Polda Sumut Tebar Kepedulian Lewat Bakti Religi