Damaskus (SIB)- Materi-materi senjata kimia mulai dikirimkan keluar Suriah untuk dimusnahkan di laut lepas. Tindakan ini molor dari tenggat waktu sebelumnya dikarenakan maraknya pertempuran dan masalah teknis. Diberitakan Reuters, Rabu (8/1), Organisasi Pelarangan Senjata Kimia (OPCW) mengatakan bahwa "materi kimia prioritas" telah dikirimkan dari pelabuhan di Latakia menggunakan kapal fregat Denmark yang kini telah berlayar menuju perairan internasional. Awalnya, OPCW menetapkan tenggat waktu 31 Desember lalu untuk melakukan tahapan ini. Namun, akibat pertempuran, cuaca buruk, birokrasi dan masalah teknis lainnya, pemusnahan senjata kimia diundur.Sebelumnya, pasukan rezim Bashar al-Assad harus lebih dulu menguasai kembali jalan tol yang menghubungkan Damaskus ke laut. Hal ini perlu untuk membuka jalan aman bagi pengiriman senjata kimia. Suriah total memiliki 1.300 ton senjata kimia. OPCW tidak menyebutkan berapa jumlah bahan senjata kimia yang dibawa kemarin. Namun mereka mengatakan telah membawa sembilan kontainer berisikan bahan kimia paling berbahaya di Suriah ke dalam kapal Denmark."Kapal itu dikawal oleh Angkatan Laut Denmark dan Norwegia dan juga Republik Arab Suriah. Mereka tetap akan berada di laut untuk menunggu kedatangan material bahan kimia prioritas lainnya di pelabuhan," ujar pernyataan OPCW. Keamanan maritim pengiriman senjata kimia disediakan juga oleh kapal China dan Rusia. Menurut sumber yang dikutip BBC bulan lalu, material senjata kimia itu akan dimusnahkan di atas kapal MV Cape Ray milik Angkatan Laut Amerika Serikat. Senjata akan dimusnahkan menggunakan alat bernama hydrolysis. Hasil akhir pemusnahan diprediksi mengakibatkan limbah hingga 7,7 juta liter.Diyakini, lebih dari 600 ton material pembuat senjata kimia telah dikumpulkan dan dijaga oleh tentara Suriah. Sebanyak 30 ton lainnya yang sudah dikumpulkan adalah senjata kimia siap tembak berupa gas mustard. Berdasarkan kesepakatan, Suriah setuju memusnahkan seluruh senjata kimia milik mereka hingga Juni tahun ini. Kesepakatan ini diajukan Rusia yang disepakati Amerika Serikat, menyusul serangan kimia ke Ghouta Agustus tahun lalu yang menewaskan ribuan warga sipil. Assad diduga kuat berada di balik serangan tersebut.Amerika Serikat memuji kemajuan yang dibuat OPCW dalam pemusnahan senjata kimia Suriah. AS mengatakan, pemerintahan Assad sepertinya memegang janji mereka. "Masih banyak yang harus dilakukan. Kami tidak punya alasan untuk meyakini bahwa rezim Assad telah melanggar janji mereka," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Jen Psaki.Inggris Kabulkan Permohonan Suaka Bagi 1.500 Pengungsi SuriahPemerintah Inggris mengabulkan permohonan suaka dari 1.500 pengungsi Suriah. Para pengungsi tersebut merupakan warga sipil yang melarikan diri dari konflik dan kekerasan yang tak kunjung berakhir di Suriah. Keputusan ini menunjukkan komitmen Inggris dalam mempertahankan kebijakannya untuk fokus membantu lebih dari 2,35 juta jiwa pengungsi yang terjebak dalam konflik sipil di Suriah. Wakil Perdana Menteri Inggris Nick Clegg mengungkapkan kepada parlemen, sejak Januari 2012, pemerintah telah memberikan suaka kepada 1.500 pengungsi Suriah."Kami telah menerima sekitar 1.500 pencari suaka," jelas Clegg kepada parlemen, seperti dilansir AFP, Rabu (8/1). "Tentu kami harus melakukan hal itu. Kami telah menerima ratusan pencari suaka yang mencari dan akhirnya mendapat perlindungan di negara ini sesuai dengan kewajiban internasional kita," imbuhnya. Penghitungan resmi dari kantor Kementerian Dalam Negeri Inggris menunjukkan, Inggris sudah mengabulkan suaka bagi lebih dari 2.000 pengungsi Suriah, semenjak timbulnya pergolakan melawan Presiden Bashar al-Assad pada Maret 2011 lalu. Sebanyak 1.500 pengungsi di antaranya terhitung sejak Januari 2013 lalu. Keputusan pemerintah Inggris ini menuai kritikan dari organisasi HAM internasional dan juga politikus anti-imigran setempat. Inggris diminta untuk lebih berperan aktif dalam membantu para pengungsi Suriah dengan membantu menyediakan tempat tinggal baru di negara tersebut.Namun juru bicara Kementerian Dalam Negeri Inggris menyatakan, ada perbedaan penting antara menyediakan tempat tinggal bagi pengungsi di Suriah dengan memberikan suaka bagi para pengungsi, yang berhasil sampai ke Inggris dengan usaha sendiri. "Jika mereka berhasil tiba di Inggris dan pergi ke sini dengan usaha sendiri, maka akan ditangani per kasus. Kebijakan kami adalah menyediakan bantuan di dalam negara ini dan bantuan (dana) di kawasan," jelasnya. Pemerintah Inggris menyediakan bantuan dana sebesar 500 juta poundsterling bagi warga sipil Suriah yang terjebak dalam konflik. Bantuan tersebut juga termasuk bantuan sebesar 236 juta poundsterling bagi negara tetangga Suriah yang menampung ratusan ribu pengungsi dari Suriah. (Rtr/AFP/vvn/dtc/W)