Israel Bongkar Kamera Pengawas, Masjid Al-Aqsa Kembali Dibuka

- Jumat, 28 Juli 2017 17:53 WIB

Warning: getimagesize(https://www.hariansib.com/cdn/photo/dir072017/hariansib_Israel-Bongkar-Kamera-Pengawas--Masjid-Al-Aqsa-Kembali-Dibuka.jpg): Failed to open stream: HTTP request failed! HTTP/1.1 404 Not Found in /home/u956909844/domains/hariansib.com/public_html/amp/detail.php on line 170

Warning: Trying to access array offset on value of type bool in /home/u956909844/domains/hariansib.com/public_html/amp/detail.php on line 171

Warning: Trying to access array offset on value of type bool in /home/u956909844/domains/hariansib.com/public_html/amp/detail.php on line 172
SIB/Daily Mail/Facebook
Puluhan warga Palestina meluapkan kegembiraan setelah Israel memutuskan membongkar semua peralatan pengawasan keamanan di kompleks masjid Al Aqsa di Yerusalem, Kamis (27/7).
Yerusalem (SIB) -Setelah menuai protes, otoritas Israel mulai membongkar kamera CCTV yang sempat dipasang di pintu masuk menuju kawasan Haram al-Sharif di Yerusalem. Ini dilakukan setelah Israel membongkar detektor logam di kawasan sensitif tersebut.Seperti dilaporkan kantor berita AFP, Kamis (27/7), kamera-kamera CCTV yang dipasang beberapa hari lalu, telah dibongkar dari setidaknya satu pintu utama menuju Haram al-Sharif. Di kawasan Haram al-Sharif oleh kaum Yahudi dikenal sebagai Temple Mount, terdapat Masjid Al-Aqsa dan Dome of the Rock.Sebelumnya kawasan tersebut dilanda aksi-aksi protes warga Palestina yang keberatan atas langkah-langkah keamanan dilakukan Israel, termasuk pemasangan detektor logam dan kamera CCTV. Bahkan aksi-aksi protes tersebut telah menelan korban jiwa.Atas perkembangan terbaru di Yerusalem ini, warga Palestina menyambut dengan gembira. Mereka berkumpul merayakan apa yang mereka sebut sebagai 'kemenangan' ini. "Selama 12 hari tak ada yang bisa tidur, tak ada yang bisa melakukan apapun kecuali memprotes langkah Israel terhadap Masjid Al-Aqsa," ujar seorang warga Palestina yang merayakan pencabutan kamera CCTV tersebut. Warga Palestina lainnya ramai-ramai membunyikan klakson mobil mereka dan menghidupkan kembang api.Sementara itu warga Palestina sudah bisa kembali beribadah di masjid Al-Aqsa, Jerusalem untuk pertama kalinya setelah hampir dua minggu konflik dengan Israel yang membatasi akses masuk. "Otoritas agama Islam di Jerusalem mengimbau warga Palestina untuk masuk ke masjid Al-Aqsa untuk sembahyang setelah siang hari," kata pejabat Waqf, otoritas Islam yang mengelola masjid tersebut. Seruan untuk kembali ke masjid Al-Aqsa juga disuarakan Presiden Palestina Mahmud Abbas. "Doa telah terjawab, Insya Allah, di dalam masjid Al-Aqsa," kata Abbas dalam sebuah konferensi pers.Otoritas Israel mulai memasang detektor logam setelah serangan penembakan menewaskan 2 polisi Israel 14 Juli lalu. Menurut otoritas Israel, detektor logam tersebut diperlukan karena para pelaku penembakan menyelundupkan senjata ke lokasi sebelum menembaki polisi-polisi. Namun otoritas dan rakyat Palestina menentang keras pemasangan detektor logam, yang mereka anggap sebagai upaya Israel untuk semakin menguasai Yerusalem. Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengancam akan menutup kantor perwakilan lembaga pemberitaan AL-Jazeera yang berada di Jerusalem. Netanyahu menuduh, lembaga pemberitaan yang berkantor pusat di Qatar itu telah membuat pemberitaan yang menghasut dan berpotensi memicu kekerasan baru di kota itu.  "Jaringan al-Jazeera terus memicu kekerasan di sekitar kawasan itu," ungkap Netanyahu yang menulis pernyataan di halaman Facebook-nya dalam bahasa Ibrani. Namun, hingga berita ini ditayangkan belum ada tanggapan dari pihak Al-Jazeera.  "Saya telah beberapa kali berbicara dengan aparat penegak hukum yang menuntut untuk menutup kantor Al-Jazeera di Jerusalem," demikian ungkap Netanyahu. "Jika penutupan itu tidak terjadi karena penafsiran hukum, saya akan memberlakukan undang-undang untuk mengusir Al-Jazeera dari Israel," tegas dia.  Sebelumnya, Al-Jazeera juga menghadapi kecaman dari pemerintah di negara tetangganya Mesir pada tahun 2014. Negara Arab itu memenjarakan tiga staf al-Jazeera selama tujuh tahun dan menutup kantor-kantor jaringan media itu. Dua staf kini telah dibebaskan, namun yang ketiga masih dipenjara. (Detikcom/q)


Tag:

Berita Terkait

Luar Negeri

Danantara Indonesia dan BP BUMN Kerahkan Lebih dari 1.000 Relawan dan 100 Truk Bantuan Kemanusiaan untuk Penanganan Bencana

Luar Negeri

Keluarga Besar SMK Swasta GKPI 1 Pematangsiantar Rayakan Natal

Luar Negeri

Rakerda Partai Demokrat Sumut, Lokot Nasution Ungkap Penurunan Kursi DPRD dan Elektabilitas AHY

Luar Negeri

Polres Tanjungbalai Gelar Pasukan Operasi Lilin Toba 2025, Pastikan Keamanan Nataru

Luar Negeri

DPD Golkar Sumut Klaim Dua Kali Ajukan Musda, DPP Tak Beri Respon

Luar Negeri

Upacara HBN ke 77, Bupati Batubara : Cinta Tanah Air Harus Diwujudkan dalam Tindakan Nyata