Dalam 6,5 Jam, Mossad Sukses Mencuri Dokumen Nuklir Iran dari Teheran

- Selasa, 17 Juli 2018 17:04 WIB

Warning: getimagesize(https://www.hariansib.com/cdn/uploads/images/2018/07/hariansib.com): Failed to open stream: HTTP request failed! HTTP/1.1 404 Not Found in /home/u956909844/domains/hariansib.com/public_html/amp/detail.php on line 170

Warning: Trying to access array offset on value of type bool in /home/u956909844/domains/hariansib.com/public_html/amp/detail.php on line 171

Warning: Trying to access array offset on value of type bool in /home/u956909844/domains/hariansib.com/public_html/amp/detail.php on line 172

Tel Aviv (SIB) -Lebih dari 20 mata-mata, sistem alarm canggih, lemari besi, perangkat canggih untuk membongkar lemari besi, dan 6,5 jam waktu untuk menyelesaikan misi. Itu semua bagian dari misi yang digelar dinas Israel, Mossad untuk  mencuri dokumen rahasia proyek nuklir Iran dari gudang di Teheran. Misi yang berhasil merampas sejumlah dokumen yang mengindikasikan niat Iran mengingkari perjanjian nuklir internasional yang ditekennya. 

Hal tersebut dipaparkan sejumlah pejabat Israel kepada harian The New York Times, Minggu (15/7). Para agen rahasia Mossad sudah mengetahui bahwa satu gudang di Teheran menjadi tempat penyimpanan data-data penting itu. Persoalannya adalah bagaimana mengambil data-data tersebut dari tempat yang dijaga ketat itu. Selama satu tahun, agen-agen Israel melakukan pengamatan dan mencatat semua rutinitas gedung itu, salah satunya adalah waktu pergantian penjaga. 

Para agen Mossad ini juga mengetahui, untuk memasuki tempat penyimpanan data mereka harus mematikan sistem keamanan. Selanjutnya, masih terdapat dua pintu yang harus ditembus, membongkar 32 lemari besi, dan kabur ke luar kota membawa setengah ton data rahasia. Setelah setahun melakukan pengamatan, para agen Mossad mengetahui, penjaga selalu diganti sekitar pukul 07.00 setiap hari. Sehingga, para agen yang menerobos masuk harus menyelesaikan pekerjaan mereka sebelum pukul 05.00 agar memiliki cukup waktu untuk kabur. Akhirnya operasi digelar pada 31 Januari 2018. 

Satu tim terdiri dari 24 agen Mossad, sebagian besar adalah warga Iran, masuk ke gudang itu pada pukul 23.00 setelah "mengakali" sistem keamanan. Para teknisi Israel berhasil membuat sistem keamanan di gudang tersebut seolah masih berfungsi sehingga tidak menimbulkan kecurigaan penjaga. Setelah berhasil masuk, para agen mulai membongkar lemari-lemari besi dengan menggunakan alat khusus yang bisa mengeluarkan panas hingga 3.600 derajat Celcius. Para agen itu mengetahui, pada pukul 07.00 terjadi pergantian jaga yang diikuti patroli ke seluruh bangunan itu, maka mereka harus meninggalkan tempat itu sebelum pukul 05.00 waktu setempat. Akhirnya, mereka berhasil mencuri 50.000 halaman dokuman dan 163 compact disc berisi berbagai informasi rahasia. 

Semua aksi berbahaya itu diselesaikan dalam waktu 6 jam dan 29 menit. Pada April lalu, PM Israel Benyamin Netanyahu mengumumkan hasil operasi rahasia tersebut, setelah bertemu empat mata dengan Presiden AS Donald Trump di Gedung Putih. Saat itu, Netanyahu mengatakan, hasil operasi Mossad itulah seharusnya menjadi pertimbangan  Presiden Trump membatalkan kesepakatan nuklir dengan Iran yang diteken pada 2015. Netanyahu bersikukuh, dari ribuan halaman dokumen itu disimpulkan Iran berniat menipu negara-negara Barat dan tetap meneruskan upayanya membuat senjata nuklir. Beberapa hari setelah pertemuan dengan Netanyahu itu, Presiden Trump menarik diri dari kesepakatan nuklir dengan Iran. Satu langkah yang membuat hubungan AS dengan para sekutunya di Eropa memburuk. 

Pekan lalu, pemerintah Israel menunjukkan sejumlah dokumen penting dari hasil operasi rahasia itu kepada The New York Times. Sebagian besar dokumen itu menegaskan kecurigaan para pemantau dari Badan Energi Atom Internasional (IAEA) bahwa Iran tetap berusaha mengembangkan senjata nuklirnya. 

"Dokumennya cukup lengkap. Dokumen-dokumen itu menunjukkan Iran memang sedang membuat senjata nuklir," kata Robert Kelley, mantan anggota tim pemantau IAEA. Namun, memang sulit untuk memverifikasi secara independen keaslian dokumen-dokumen tersebut, yang sebagian besar berusia setidaknya 15 tahun. Selain itu, pemerintah Israel memilih dokumen-dokumen yang akan diperlihatkan kepada jurnalis. Artinya kemungkinan banyak materi-materi penunjang yang diabaikan. (New York Times/New York Post/Kps/h)


Tag:

Berita Terkait

Luar Negeri

Konser Ayumi Hamasaki di Shanghai Batal, Sang Diva Tetap Tampil Tanpa Penonton

Luar Negeri

Polisi Bongkar ‘Bunker’ Amunisi Ilegal di Meruya Utara, Dua Pelaku Ditangkap

Luar Negeri

Ratusan Konsumen Mengadu ke DPR, Pembangunan Dua Apartemen Mangkrak Bertahun-tahun

Luar Negeri

PN Jakpus: Lahan Hotel Sultan Bisa Dieksekusi Meski Ada Banding-Kasasi

Luar Negeri

Buron Sabu Rp5 Triliun Ditangkap di Kamboja, Dewi Astutik Tiba di RI Dijaga Ketat

Luar Negeri

PN Jakpus Menangkan Negara, Hotel Sultan Wajib Kosong dan Bayar Royalti Rp754 M