Washington (SIB) -Gedung Putih mengecam aksi-aksi pengiriman paket bahan peledak yang ditujukan ke kediaman mantan Presiden Barack Obama, Bill Clinton dan tokoh-tokoh Partai Demokrat lainnya. Gedung Putih menyebutnya sebagai aksi teror yang sangat tercela. "Aksi-aksi teror ini sangat tercela, dan siapa pun yang bertanggung jawab akan dimintai pertanggungjawaban penuh secara hukum," kata juru bicara Gedung Putih, Sarah Sanders seperti dilansir kantor berita AFP, Kamis (25/10). "Secret Service Amerika Serikat dan badan-badan penegak hukum lainnya tengah menyelidiki dan akan mengambil semua tindakan yang tepat untuk melindungi siapapun yang terancam oleh para pengecut ini," imbuh Sanders.
Hillary dan Bill Clinton menjadi salah satu politikus Partai Demokrat yang menjadi target ancaman bom. Selain mereka, mantan Presiden AS Barack Obama juga mendapat paket bom serupa. Mantan Jaksa Agung AS Eric Holder dan kantor berita CNN di New York juga dilaporkan menerima paket bahan peledak yang sama. Seluruh paket bahan peledak itu dilaporkan berukuran kecil dan berisi perangkat yang berbentuk pipa disertai kabel-kabel. Paket bahan peledak ini dilaporkan mirip dengan paket bahan peledak yang sebelumnya ditemukan di kediaman miliarder George Soros yang juga ada di New York. Belum diketahui pasti siapa dalang di balik paket-paket bahan peledak itu dan apa motifnya.
Trump Minta Media Hentikan Permusuhan
Sebelumnya, Presiden AS Donald Trump menyerukan kepada media untuk menghentikan permusuhan tanpa akhir dan tuduhan-tuduhan palsu, menyusul serangkaian kasus kiriman paket bom kepada tokoh dari Partai Demokrat dan kantor CNN. Melansir BBC, beberapa orang yang mendapat kiriman paket tersebut termasuk Barack Obama dan Hillary Clinton. Kantor CNN juga memperoleh kiriman serupa.
Dilaporkan, tidak ada paket yang meledak. Sementara, Biro Investigasi Federal (FBI) telah menggelar penyelidikan untuk mengetahui pengirimnya. Berbicara di depan pendukungnya pada Rabu (23/10) di Wisconsin, Trump bersumpah akan menangkap pelaku. "Mereka yang terlibat dalam arena politik harus berhenti memperlakukan lawan-lawan politik sebagai cacat moral," katanya. "Tidak ada yang harus sembarangan membandingkan lawan politik dengan penjahat bersejarah," tambahnya.
AFP mewartakan, sebelumnya oposisi Demokrat di Kongres menuding Trump membenarkan perlakuan kekerasan dan memecah belah rakyat AS. "Kita seharusnya tidak memobilisasi orang di ruang publik atau menghancurkan fasilitas publik. Ada satu cara untuk menyelesaikan perbedaan kita. Ini yang disebut dengan damai di kotak suara," ucapnya.
Seperti diketahui, pemilu paruh waktu AS sedang berlangsung pada bulan ini untuk memilih anggota Kongres, parlemen negara bagian, dan beberapa gubernur. "Sebagai bagian dari upaya nasional yang lebih besar untuk menjembatani perpecahan kita dan menyatukan orang-orang, media juga memiliki tanggung jawab untuk mengatur nada sopan dan menghentikan permusuhan tanpa akhir," ujar Trump.
Sebelumnya presiden CNN, Jeff Zucker, mengkritik Trump dan sekretaris pers Gedung Putih karena tidak memahami bahwa pernyataan merupakan hal penting. "Ada kurangnya pemahaman sepenuhnya di Gedung Putih tentang keseriusan serangan mereka terhadap media," katanya. (AFP/CNN/kps/f)