Tokyo (SIB)- Jepang, Senin mengatakan pihaknya akan tetap pada rencananya untuk merelokasi satu pangkalan militer Amerika Serikat yang kontroversial di Okinawa kendatipun seorang politisi lokal menentang keras tindakan itu.Susumu Inamine terpilih kembali menjadi wali kota pada pemilihan akhir pekan lalu di Nago pantai timur Okinawa, tempat pangkalan itu akan dipindahkan.Kemenangannya menandakan satu kemunduran baru bagi usaha-usaha yang lama terbengkalai oleh Tokyo dan Washington untuk merelokasi Pangkalan Udara Marinir, Futenma lebih dari 17 tahun setelah pemindahan itu pertama kali disetujui.Pada Senin (20/1), Kepala Sekretaris Kabinet Yoshihide Suga menyebut hasil pemilihan akhir pekan itu sebagai "sangat disesalkan", tetapi menambahkan bahwa Tokyo akan berusaha dengan "sabar" untuk mengubah pikiran Inamine."Tidak akan ada perubahan " menyangkut pemindahan itu, kata Suga kepada wartawan di Tokyo."Jepang adalah satu negara hukum dan kami akan melakukan (proyek) itu dengan tenang berdasarkan prosedur-prosedur hukum".Menteri Pertahanan Itsunori Onodera juga menolak hasil pemilihan itu, dengan mengatakan bahwa "ini adalah satu pemilihan lokal,jadi saya merasa tidak akan ada pengaruh langsung pada masalah itu".Akan tetapi Inamine, yang meraih kemenangan untuk masa jabatan empat tahun keduanya dengan dukungan kelompok-kelompok kiri, Senin berikrar akan menghambat pemindahan itu."Bahwa kami tidak ingin membangun pangkalan itu adalah janji kampanye saya, jadi saya akan melaksanakan penuh janji ini," katanya kepada wartawan.Kendatipun ia tidak memiliki hak untuk menghentikan langkah itu, wali kota yang terpilih kembali itu dapat menentang penggunaan jalan-jalan dan fasilitas penting lainnya untuk membangun lokasi baru itu.Bulan lalu, lebih dari 17 tahun setelah AS dan Jepang sepakat untuk memindahkan pangkalan itu dari daerah kota yang padat penduduk, para pejabat di prefektur paling selatan negara itu akhirnya mengizinkan sebidang tanah yang dapat digunakan untuk pembangunan fasilitas-fasilitas baru di pantai Nago.Masalah itu mengalami jalan buntu selama beberapa tahun, dengan sejumlah besar penduduk Okinawa menolak pangkalan baru.Perjanjian yang dicapai Desember dipuji sebagai satu terobosan yang dapat menyingkirkan hubungan yang tegang antara kedua negara itu.Gubernur Okinawa Hirokazu Nakaima yang lama menghambat pihak pemerintah pusat, menyetujui rencana itu setelah Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe menjanjikan bantuan keuangan kepada Okinawa setidaknya 300 miliar yen (2,9 miliar dolar AS setiap tahun sampai tahun fiskal 2021.Jepang dan AS sepakat mengenai rencana relokasi itu pada tahun 19996 tetapi tidak pernah dilaksanakan karena penentangan dari banyak penduduk Okinawa, yang menampung sekitar 47.000 tentara AS yang berpangkalan di Jepang. (AFP/Ant/x)