Jakarta
(harianSIB.com)Paus Leo XIV mendesak Presiden Rusia
Vladimir Putin untuk segera mengambil langkah konkret menuju
perdamaian dengan
Ukraina, di tengah kebuntuan perundingan damai dan terus berlanjutnya serangan dari kedua belah pihak.
Seruan tersebut disampaikan langsung oleh Paus dalam percakapan telepon dengan Putin pada Rabu (4/6).
"Paus menyerukan agar Rusia mengambil tindakan yang mendukung perdamaian, serta menekankan pentingnya dialog untuk membangun kontak positif antara pihak-pihak yang terlibat dan mencari solusi atas konflik yang terjadi," demikian pernyataan resmi Vatikan, dikutip dari AFP dan dilansir dari CNNIndonesia.com, Kamis (5/6).
Kremlin membenarkan, adanya percakapan antara pemimpin Gereja Katolik tersebut dengan Presiden Rusia. Dalam pernyataannya, pihak Rusia menyebut bahwa Paus menekankan pentingnya solusi diplomatik untuk mengakhiri konflik.
Putin, menurut keterangan Kremlin, menyampaikan terima kasih kepada Paus Leo XIV atas perhatian dan kesediaannya untuk berkontribusi dalam penyelesaian krisis tersebut.
Namun demikian, Putin juga menuding Ukraina sebagai pihak yang terus meningkatkan eskalasi, termasuk melakukan aksi sabotase terhadap infrastruktur sipil di wilayah Rusia.
"Putin mengulangi kembali minatnya untuk mencapai perdamaian melalui cara-cara politik dan diplomatik," kata Kremlin.
Rusia menekankan bahwa untuk mencapai penyelesaian perang yang definitif, adil, dan komprehensif tersebut, diperlukan "menghilangkan akar permasalahan yang mendalam."
Pernyataan tersebut merujuk serangkaian tuntutan Rusia, termasuk pembatasan militer Ukraina, larangan bergabung dengan NATO, dan menyerahkan sebagian besar wilayah mereka.
Ukraina menolak tuntutan tersebut. Sebaliknya, Ukraina mendesak gencatan senjata dilakukan tanpa syarat, yang kemudian langsung ditolak oleh Rusia.
Sebelumnya, pada Senin lalu, Rusia dan Ukraina bertukar rencana untuk mengakhiri perang tiga tahun mereka selama pembicaraan di Istanbul.
Rusia melancarkan invasi skala penuh ke Ukraina pada Februari 2022. Leo dilaporkan telah menyatakan kesediaannya untuk menjadi tuan rumah pembicaraan damai antara kedua negara.(*)