Jakarta
(harianSIB.com)Lebih dari 1.000 orang dilaporkan
meninggal dunia akibat
gelombang panas ekstrem yang melanda sejumlah wilayah di
Spanyol dalam beberapa waktu terakhir. Fenomena cuaca ekstrem ini digambarkan warga setempat bak "neraka bocor".
Dilansir dari CNNIndonesia.com, Kementerian Lingkungan Spanyol mencatat, sebanyak 1.180 kematian terjadi dalam dua bulan terakhir periode yang bertepatan dengan datangnya gelombang panas. Angka ini melonjak tajam dibandingkan periode yang sama tahun 2024, yang hanya mencatat 70 kematian.
Kondisi ini mempertegas dampak nyata dari krisis iklim dan meningkatnya suhu ekstrem di berbagai belahan dunia. Data menunjukkan bahwa mayoritas korban adalah warga lanjut usia, dengan lebih dari separuh di antaranya adalah perempuan.
Wilayah utara seperti Galicia, La Rioja, Asturias, dan Cantabria yang biasanya dikenal dengan musim panas yang relatif sejuk menjadi daerah yang paling terdampak tahun ini. Selama beberapa pekan terakhir, suhu di sejumlah wilayah Spanyol mencapai 40 derajat Celsius.
Dalam periode yang sama, otoritas Spanyol telah mengeluarkan 76 peringatan bahaya terkait panas ekstrem. Sebagai perbandingan, tidak ada satu pun peringatan serupa yang dikeluarkan pada periode yang sama tahun lalu.
Menurut data dari Carlos III Health Institute, pada musim panas tahun lalu, tercatat 2.191 kematian akibat cuaca panas di Spanyol. Tahun ini, jumlahnya diperkirakan akan melampaui angka tersebut jika tren suhu ekstrem terus berlanjut.(*)