Washington(harianSIB.com)
Presiden Amerika Serikat Donald Trump memicu kehebohan internasional setelah menyatakan kemarahan atas pembunuhan ribuan warga Kristen di Nigeria oleh kelompok ekstremis bersenjata. Dalam unggahan di media sosialnya, Trump menyebut umat Kristen menghadapi "ancaman eksistensial" dan menegaskan akan menghentikan bantuan Amerika Serikat kepada Nigeria jika kekerasan terus berlanjut. Ia bahkan mengancam akan mengirim militer AS "dengan gegap gempita" untuk menghentikan pembantaian tersebut.
"Situasi di Nigeria tidak bisa lagi ditoleransi. Dunia harus bertindak," tulis Trump dalam unggahan yang langsung memicu gelombang reaksi global.
Nigeria saat ini menghadapi krisis keamanan berkepanjangan. Kelompok Boko Haram dan ISIS West Africa Province (ISWAP) terus melancarkan serangan di berbagai wilayah, menargetkan warga sipil, termasuk komunitas Kristen di Sabuk Tengah seperti Benue dan Plateau. Sejak 2023, lebih dari 10.000 orang tewas dan 3 juta lainnya mengungsi akibat kekerasan bersenjata.
Pemerintah Nigeria menegaskan konflik yang terjadi bukan semata persoalan agama. Menteri Penerangan Mohammed Idris Malagi menilai, menggambarkan kekerasan sebagai "serangan sistematis terhadap Kristen" adalah penyederhanaan yang berbahaya.
Baca Juga: Masih Ragukan Kesepakatan Dagang AS–China, IHSG dan Rupiah Bergerak Sideways "Ini krisis yang kompleks. Para pelaku teror menargetkan baik Muslim maupun Kristen. Faktor ekonomi, etnis, dan sengketa lahan lebih dominan dibanding agama," tegasnya dalam keterangan resmi di Abuja, Jumat (31/10/2025).
Sementara itu, Asosiasi Kristen Nigeria (CAN) mengakui bahwa sebagian besar korban memang dari kalangan Kristen, tetapi juga mengingatkan agar tragedi ini tidak dijadikan alat politik oleh pihak luar. CAN menilai penyelesaian konflik harus fokus pada keamanan, keadilan, dan pemerataan ekonomi di daerah konflik.