Brasil(harianSIB.com)
Sekitar 60 anggota komunitas adat Munduruku menggelar aksi protes di depan gerbang utama COP30 pada Kamis pagi (13/11/2025). Mereka membentuk barikade manusia sambil mengenakan pakaian adat lengkap dengan penutup kepala tradisional.
Aksi berlangsung hampir dua jam dan menarik perhatian ribuan delegasi internasional yang tiba di lokasi konferensi.
Di antara peserta aksi terlihat sejumlah perempuan menggendong bayi. Kehadiran mereka menambah sorotan terhadap demonstrasi yang berlangsung damai tetapi memicu kekhawatiran keamanan, terlebih dua hari sebelumnya terjadi insiden serupa ketika aktivis adat menerobos area konferensi. Aparat militer dan polisi berjaga ketat di sekitar lokasi.
PBB memastikan seluruh peserta bahwa situasi aman dan tidak ada ancaman langsung. Para demonstran menyampaikan desakan agar suara masyarakat adat dilibatkan dalam proses negosiasi dan penetapan kebijakan iklim. Mereka menilai persoalan yang dihadapi komunitas adat semakin mendesak.
Baca Juga: Kota di Brasil Luluh Lantak Diterjang Tornado, 5 Orang Tewas-130 Luka Delegasi
Brasil untuk
COP30, Andre Correa do Lago, memilih meninggalkan sesi sidang untuk menemui perwakilan demonstran. Pertemuan berlangsung di sebuah aula terdekat dan diawali penyambutan dengan nyanyian serta tarian tradisional. Correa do Lago menyebut dialog berlangsung positif dan konstruktif.
Dalam pertemuan itu, kelompok adat Munduruku menegaskan dua tuntutan, yaitu percepatan penetapan batas wilayah adat dan penolakan terhadap pembangunan jalur kereta api Ferrograo, proyek hampir 1.000 kilometer yang direncanakan melintasi kawasan hutan Amazon untuk pengangkutan hasil pertanian.