Brandan Barat (SIB)- Aksi begal motor kerap terjadi di daratan, bahkan tak segan-segan melukai korbannya lalu merampas sepedamotornya sehingga membuat pengendara resah. Sedangkan komplotan begal laut, merampas ikan hasil tangkapan nelayan bahkan nekat merampas perahu bermesin yang ditumpagi nelayan termasuk menyandera nelayan, hingga pihak keluarga kemudian memberi uang tebusan puluhan juta rupiah. Seperti yang dialami M Darin Sahnan (tekong) bersama sejumlah anak buah kapal (ABK), warga Desa Kelantan, Kecamatan Brandan Barat, Langkat, mereka terpaksa kembali pulang ke rumah masing-masing tanpa membawa hasil, setelah ikan hasil tangkapan mereka melaut dirampok komplotan begal laut di perairan Aceh Timur, Selasa (22/3) malam. Keterangan diperoleh SIB menyebutkan, tekong bersama sejumlah ABK berangkat, Sabtu (19/3) dengan menumpang kapal motor (KM) menuju perairan Aceh Timur, setelah tiga hari tiga malam melaut dengan hasil tangkapan ikan relatif lumayan dan berencana hendak memutar haluan kembali pulang ke desanya. Namun perjalanan "pahlawan protein" itu menjadi terhalang. Sekelompok pria bersenjata tajam (Sajam) menumpang perahu bermesin tibatiba merapat sembari mengancam nelayan agar tidak melawan dan segera menyerahkan ikan hasil tangkapan jika ingin selamat. Di bawah tekanan ancaman, para nelayan tak kuasa melakukan perlawanan, selain karena komplotan begal laut memiliki Sajam, juga jumlah orangnya tak seimbang, membuat nelayan hanya bisa pasrah melihat ikan hasil tangkapan mereka dikuras dari dalam KM. Kepala Desa Kelantan Buyung R dikonfirmasi wartawan melalui selularnya, Kamis (24/ 3) membenarkan sejumlah warganya berprofesi sebagai nelayan pancing ini dirampok oleh komplotan begal laut di perairan Aceh Timur. Akibat perampokan tersebut, M. Darin Sahnan (tekong) dan ABKnya terpaksa pulang dengan hampa tanpa membawa hasil, ujarnya. Sebelumnya sekira April 2015 lalu seorang nelayan M Rafai, warga Dusun XIII, Desa Perlis, Kecamatan Brandan Barat, Langkat, terpaksa kehilangan sebuah perahu bermesin 25 kaki milik majikannya yang ia nakhodai, dibawa kabur dua pria tak dikenal (OTK) di perbatasan laut Langkat dengan Aceh Timur. Ketika itu ada dua pria tak dikenal (OTK) menemui M Rafai (tekong) di pesisir pantai Perlis sembari menawarkan uang sebesar Rp 300 ribu sebagai uang carter boat untuk dibawa memancing ikan ke tengah laut. Sang tekong merasa tidak curiga dan menyanggupi permintaan kedua pria itu. Sebelum bergerak, pria tamu tidak diundang itu memberi uang panjar sebesar Rp 100 ribu dan kekurangannya akan dibayar lunas setelah mereka kembali pulang memancing dari tengah laut. Namun setelah sampai di perbatasan perairan antara laut Langkat dengan perairan Aceh Tamiang, kedua OTK mengintimidasi sang tekong agar segera turun dari atas perahu lalu ditumpangkan ke atas pukat ambai (alat tangkap ikan). Nelayan ini selamat dan mendapat tumpangan untuk kembali pulang sesaat satu unit perahu nelayan Pangkalansusu melintas. (B05/q)