Medan (SIB) -Masyarakat Kecamatan Garoga, Kabupaten Tapanuli Utara (Taput), kecewa berat terhadap Pemprovsu. Pasalnya, jalan sepanjang 17 Km bagian dari ruas, Jalan Pangaribuan-Garoga sepanjang 32 Km yang berstatus jalan provinsi kondisinya hancur-hancuran dan tidak kunjung diperbaiki meski sudah lama didesak.Parahnya, jalan sepanjang 17 Km yang berada di Desa Aek Tangga, Desa Padangsiandomang dan Desa Sibaganding itu sudah 50 tahun lebih tidak tersentuh pembangunan. Karenanya Gubernur Sumut (Gubsu) HT Erry Nuradi didesak untuk memprioritaskan perbaikan jalan itu tahun ini.Hal tersebut dikatakan Kepala Desa Garoga Sibargot Pintoruli Pasaribu, Kepala Desa Aektangga Oloan Sormin, Kepala Desa Padangsiandomang Arifin Sormin dan Kepala Desa Sibaganding Bangkit Pasaribu bersama Camat Garoga Josua Situmeang mewakili masyarakat Garoga kepada wartawan melalui pembicaraan telepon, Rabu (4/1)."Masyarakat Garoga sudah sangat menderita akibat jalan rusak ini. Hasil panen pertanian dan perkebunan tidak bisa dipasarkan, harganya rendah, harga-harga kebutuhan pokok tinggi, sehingga mayoritas masyarakat Garoga susah untuk menghidupi kebutuhan sehari-hari," kata Pintoruli Pasaribu.Desakan juga disampaikan tokoh masyarakat Garoga, antara lain Dumas Pasaribu, Pdt R Pasaribu, Ir Monang Pasaribu, mantan anggota DPRD Taput Arifin Pasaribu dan Sobar Sipahutar yang didampingi Ketua Fraksi PAN DPRD Taput Sahala Hutapea, Anggota DPRD Taput Sahat Sibarani dan Emmy Pakpahan.Bahkan Bishop GKPI Pdt Oloan Pasaribu MTh yang juga putra Kecamatan Garoga, juga mengaku prihatin karena tidak pernah ada perbaikan jalan rusak tersebut. Bishop yang pada awal Desember 2016 melintasi jalan rusak itu berharap Gubsu segera memerbaikinya. "Masyarakat Garoga menderita puluhan tahun. Saya kira pemeritah kita harus segara memerbaikinya, kita minta agar dimulai serius tahun 2017 ini," kata Oloan Pasaribu melalui telepon seluler, Selasa (10/1).Ketua Forum Persatuan Generasi Muda Kecamatan Garoga (FPGMKG) Medan Benny Pasaribu SE bersama unsur pengurus Mardame Pasaribu Amd, Tegas Sormin SE, Golfred Pasaribu SH dan Jefri Hutapea SE juga menyampaikan desakan yang sama. Menurut Benny, Pemprovsu tidak adil dan abai dengan penderitaan masyarakat Garoga."Pada hari Kamis 22 Desember 2016, kami unjuk rasa ke DPRD Sumut menuntut perbaikan jalan rusak itu dimulai 2017 maksimal 10 Km. Kami akan aski kembali dalam waktu dekat jika tidak ada niat baik Pemprovsu dan DPRD Sumut memperbaikinya," kata Benny.Benny menambahkan kerusakan jalan selama 50 tahun lebih itu, menyebabkan masyarakat di Kecamatan Garoga memikul beban biaya ekonomi tinggi sehingga hidup dalam kondisi keterpurukan. Biaya logistik menjadi sangat tinggi sehingga berdampak pada harga-harga kebutuhan pokok melambung tinggi. Inflasi perdesaan naik signifikan tanpa terkendali.Tingginya harga-harga kebutuhan pokok, juga diikuti oleh kenaikan harga-harga peralatan pertanian. Bahkan barang-barang apapun, semuanya harganya tinggi. Bahan bakar minyak (BBM) premium (bensin) misalnya, dijual hingga Rp 9.000 per liter di kecamatan itu.Satu-satunya cara masyarakat bertahan hidup adalah dari sektor pertanian dan perkebunan rakyat. Namun karena kerusakan jalan sepanjang 17 Km di Kecamatan Garoga itu pula, membuat keuntungan petani dari hasil pertanian dan perkebunan menjadi sangat tipis. (R15/ r)