Tobasa (SIB) -Sejumlah petani di Desa Parhabinsaran Kecamatan Uluan Kabupaten Toba Samosir (Tobasa) terancam gagal panen atau setidaknya akan mengalami penurunan hasil panen hingga 50%. Pasalnya, puluhan hektar areal persawahan milik petani diserang hama penyakit.
"Tanaman padi sudah diserang hama penyakit semenjak umur sekitar satu bulan. Begitu diserang hama, kami langsung melakukan penyemprotan obat-obat pembasmi hama. Hingga saat ini sudah berkali-kali kami melakukan penyemprotan dengan berbagai macam obat-obatan, namun tanaman padi tetap rusak," ungkap salah seorang petani Sogar Manurung di Kecamatan Uluan, Minggu (27/5).
Masalah hama yang menyerang puluhan hektar areal persawahan petani, sudah beberapa kali dilaporkan kepada Badan Penyuluh Pertanian Perikanan Dan Ketahanan Pangan (BP4K) atau Dinas Pertanian dan Perikanan Kabupaten Tobasa.
Namun menurut petani, pihak atau Dinas Pertanian dan Perikanan tidak tanggap dengan keluhan petani. Karena kata Sogar, penyuluh pertanian hanya datang ke lapangan untuk menyampaikan jenis penyakit yang menyerang tanaman padi milik petani.
"Dinas Pertanian hanya dapat melakukan penyemprotan massal dan bantuan obat-obatan, apabila areal persawahan luasnya sekitar 15 hektar dalam satu hamparan. Penyuluh datang ke lapangan hanya memastikan tanaman padi diserang hama. Tidak ada bantuan obat-obatan yang diberikan," kata Manurung.
Masalah hama blast yang menyerang tanaman padi sudah semenjak tiga tahun terakhir menyerang wilayah Kecamatan Uluan dan beberapa wilayah kecamatan di Kabupaten Tobasa. Namun Pemerintah Kabupaten Tobasa atau dinas terkait sepertinya enggan melakukan penanggulangan masalah pertanian tersebut.
"Dinas Pertanian sepertinya enggan dan tidak mau tau dengan persoalan hama yang menyerang tanaman padi. Saat ini kami pasrah saja dengan hama yang menyerang tanaman padi, sudah dilaporkan kepada pemerintah tapi tetap saja tak ada gunanya," ujar Manurung.
Sebelumnya juga, ratusan hektar tanaman jagung mengalami gagal panen di wilayah Kabupaten Tobasa. Hal tersebut diakibatkan bantuan bibit jagung yang bersumber dari pemerintah tidak cocok ditanam di dataran tinggi, petani pun mengalami kerugian mencapai ratusan juta rupiah.
Kepala Bidang Tanaman Pangan Holtikultura Dinas Pertanian dan Perikanan Kabupaten Tobasa Marlin Marpaung dikonfirmasi, Jumat (25/5) mengatakan, soal tanaman padi yang terancam gagal panen akan dipastikan oleh ahli pertanian, hal itu setelah dilakukan peninjauan ke lapangan.
Mantri hewan ini juga membantah, soal tudingan Dinas Pertanian tidak tanggap dengan hama yang menyerang tanaman padi. Diakuinya bibit jagung yang dibagikan kepada petani tidak cocok dengan dataran tinggi Kabupaten Tobasa, sekitar 800 hektar tanaman jagung gagal panen.
"Untuk memastikan tanaman padi gagal panen, harus diteliti ahli pertanian. Begitu ada laporan masyarakat mengenai hama kita langsung turun ke lapangan, soal obat memang belum ada," singkatnya. (BR8/Dik-JN/d)