Humbahas (SIB) -Seluruh kekuatan masyarakat harus diikutsertakan bergotong royong memerangi kemiskinan yang meningkat di Kabupaten Humbang Hasundutan (Humbahas). Hal itu dikatakan Ketua Karang Humbahas Leonardo Sihite di Doloksanggul, Kamis (6/9), saat mengetahui 18.350 jiwa atau sekitar 9,85 % dari jumlah penduduk Humbahas hidup dengan rata-rata Rp 10 ribu/hari sesuai data BPS (Badan Pusat Statistik) setempat.
"Jangan lagi keberpihakan demi kepentingan individu/kelompok mencari-cari kesalahan agar terlihat bagus di mata orang. Sudah saatnya semua elemen masyarakat secara gotong royong turun perangi kemiskinan di kabupaten ini," sebut Ketua Karang Taruna yang akrab disapa Leo.
Dia menyayangkan persentasi angka kemiskinan di Humbahas hampir menyentuh angka dua digit tersebut (10%), mengaku bingung atas apa yang terjadi di tengah gencarnya program dilakukan Pemkab Humbahas untuk menyejahterakan masyarakat.
"Kita tidak tahu di mana letak masalah ini. Sudah hampir 3 tahun kita lihat pemerintah bekerja bangun program untuk petani, mulai dari menanam jagung, kentang, bawang. Seharusnya sudah ada hasil dirasakan masyarakat, ini malah terjadi kemiskinan bertambah," katanya.
Dengan keanggotaan Karang Taruna yang saat ini mencapai 10.330 orang tersebar hingga ke desa-desa se-Humbahas, Leo mengatakan, pihaknya siap menjadi garda terdepan membantu pemerintah melakukan kerja bhakti massal mengentaskan kemiskinan tersebut.
"Kita siap menjadi mata, telinga dan otot masyarakat. Bersinergi dengan pemerintah, membuat inovasi dan kreatifitas kami sebagai pemuda/i untuk mendongkrak ekonomi masyarakat agar keluar dari garis kemiskinan," ujarnya.
Sementara untuk diketahui sesuai hasil survey BPS Humbahas dalam kurun 5 tahun terakhir, persentase kenaikan penduduk miskin pada 2017 adalah posisi kedua terparah sejak 2013 yang mencapai 10%, dengan perhitungan besar pengeluaran per orang hanya Rp 24 ribu/bulan. Kondisi itu sempat membaik di tahun 2014, di mana jumlah penduduk miskin berkurang menjadi 9,44%. Namun di tahun 2015 persentase angka penduduk miskin itu kembali mengalami kenaikan hingga ke tahun 2017 mencapai 9,85%. (H03/q)