Tanah Karo (SIB) -Proyek pembuatan rehabilitas saluran drainase Gundaling II di Jalan Udara Berastagi, Kabupaten Karo tepatnya di kuburan Panamaken terkesan kurang maksimal.
Pasalnya, proyek dari Dinas Sumber Daya Air (SDA), Cipta Karya dan Tata Ruang Provinsi Sumatera Utara senilai Rp 917.999.500 diduga dikerjakan asal jadi, karena belum beberapa hari selesai dikerjakan terlihat banyak yang berlobang.
Hutabarat (45) warga sekitar kepada wartawan di lokasi, Sabtu (3/11) mengatakan, memang proyek pembuatan parit beton di Jalan Udara terkesan amburadul. Karena hanya menggunakan semen dan pasir yang tipis. Bahkan terlihat sengaja asal jadi saja, bahkan baru beberapa hari selesai dikerjakan terlihat semennya sudah banyak yang pecah.
"Proyek pembangunan parit beton yang ditaksir hampir Rp 1 miliar yang dikerjakan CV WD ini patut dipertanyakan, karena dipastikan tak akan bertahan lama karena diduga menggunakan campuran semen dan pasir yang tidak sesuai. Tampak sekali campuran pasir yang lebih banyak dari semen," ujar Hutabarat
Sementara para pekerja proyek drainase itu ketika dikonfirmasi di lapangan, Sabtu (3/11) lebih banyak mengatakan tidak tahu, apakah proyek itu proyek rehab atau proyek baru. "Kami ini hanya disuruh kerja, kami tidak tahu ini proyek apa dan siapa yang punya," ujar seorang pekerja yang enggan menyebutkan jati dirinya.
Seorang tokoh masyarakat Kabupaten Karo, Roy Ginting meminta aparat berwenang di Sumut dan Karo untuk mengusut proyek tersebut karena proyek yang menggunakan anggaran APBD Provinsi Sumatra Utara diduga banyak penyimpangan.
"Proyek pembangunan drainase yang amburadul juga terjadi di beberapa wilayah di Berastagi, mutunya kurang sesuai proyek pembangunan," katanya. (BR2/d)