Rantauprapat (SIB)
Kapolres Labuhanbatu AKBP Deni Kurniawan dan Dandim 0209/LB Letkol Inf Asrul Kurniawan menerima bantuan alat kesehatan (Alkes) dari Yayasan Indonesia Pasti Bisa (IPB) untuk Labuhanbatu Raya, Jumat (20/8), di Vihara Budha Jayanti, Jalan Gatot Subroto Rantauprapat.
Bantuan alat pelindung diri (APD), obat-obatan, masker, bantuan pernapasan, oksigen, regulator, generator, oxymeter dan lainnya, itu diserahkan Eddy Lim (Achun) TH, kepada Kapolres dan Danramil 08 Rantauprapat mewakili Dandim 0209/LB, bernilai sekira Rp5 miliar.
Kapolres Labuhanbatu, AKBP Deni Kurniawan menyampaikan terima kasih dan puji syukur kepada Tuhan YME atas bantuan dari IPB.
“Alhamdulillah, kita di wilayah Labuhanbatu Raya mendapat perhatian khusus teman-teman dari Yayasan Indonesia Pasti Bisa. Yayasan ini salah satu LSM dari Jakarta yang menyalurkan bantuan untuk penanganan Covid-19. Jadi mereka mengirimkan bantuan ke daerah dalam bentuk alat kesehatan. Ini dropping awal dan akan dilanjutkan dengan dropping berikutnya,†kata. Kapolres.
Dia menambahkan, bantuan ini sebelumnya sudah dikomunikasikan, diawali dengan rapat-rapat pendahuluan yang juga diikuti kepada daerah.
"Jadi bantuan ini akan didistribusikan melalui Dinas Kesehatan masing-masing kabupaten di Labuhanbatu Raya, yakni Labuhanbatu, Labuhanbatu Selatan dan Labuhanbatu Utara.
Ia juga menyebut Polres dan Kodim turut membantu mengawasi dan mendistribusikan bantuan tersebut, untuk memastikan bantuan dari Indonesia Pasti Bisa tepat sasaran.
Menurut Kapolres, ada juga bantuan kasur untuk ruang isolasi, oksigen tabung, vitamin, obat obatan, masker, rapid antigen, oxymeter dan APD.
“Bahkan dari pihak donatur juga menyiapkan mobil ambulan dan dokter yang ada di Jakarta. Bahkan jika daerah kesulitan dalam anggaran, mereka juga siap untuk menyiapkan makanan di titik isolasi terpadu,†jelasnya.
Pada kesempatan itu, Kapolres juga menghimbau agar masyarakat selalu mematuhi protokol kesehatan, memakai masker, menyuci tangan pakai sabun pada air mengalir, menjaga jarak, menjauhi kerumunan dan membatasi mobilitas.
“Karena, semua upaya yang dilakukan pemerintah akan menjadi tidak berarti kalau kemudian masyarakat tidak peduli, tidak menaati protokol kesehatan dan tidak patuh terhadap anjuran yang disampaikan pemerintah,†jelas Deni. (E5/c)