Medan (harianSIB.com)
Sekelompok massa yang tergabung dalam Himpunan Mahasiswa Al Washliyah (HIMMAH) Sumut dan Himpunan Peternak dan Petelur Mandiri (HPPM) Medan unjuk rasa ke DPRD Sumut, Rabu (27/10/2021), meminta Mabes Polri mengusut adanya dugaan mafia jagung di Kementerian Pertanian (Kementan) RI.
Dalam orasinya seperti dilaporkan jurnalis Koran SIB Firdaus Peranginangin, pengunjuk rasa juga memprotes Kementan yang tidak mengizinkan impor jagung. Sehingga harga jagung di pasaran melambung tinggi, mengakibatkan harga pakan ternak untuk ayam petelur juga naik.
"Jika hal ini terus dibiarkan, dikhawatirkan peternak petelur mandiri gulung tikar alias bangkrut," ujar pengunjuk rasa sembari meminta aparat penegak hukum menelusuri adanya permainan mafia jagung terkait larangan impor.
Ditambahkan pengunjuk rasa, sudah tujuh bulan harga pakan ternak ayam petelur melonjak naik, sehingga para peternak sudah banyak yang tutup karena tidak sanggup membeli pakan ternak. Apalagi, harga telur di pasaran juga anjlok sekitar Rp1.050/butir.
Untuk itu, pengunjuk rasa meminta Komisi B DPRD Sumut segera menyurati Kementan RI dan Mabes Polri untuk mengusut adanya dugaan permainan mafia jagung tersebut.
Selain itu, pengunjuk rasa juga meminta Komisi B DPRD Sumut memanggil Dinas Ketahanan Pangan dan Holtikultura maupun Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Sumut, guna membahas melonjaknya harga jagung dan anjloknya harga telur di pasaran.
Menanggapi tuntutan pengunjuk rasa, anggota Komisi B DPRD Sumut Sugianto Makmur berjanji memanggil pihak-pihak terkait dalam persoalan tersebut. (*)