Taput (harianSIB.com)
Wakil Bupati Tapanuli Utara (Taput), Sarlandy Hutabarat mengemukakan, sesuai data Studi Status Giji Indonesia (SSGI) tahun 2021, angka stunting di Taput saat ini yaitu 26,7 persen.
"Jadi angka tersebut harus menjadi perhatian semua pihak dengan tujuan jumlah keluarga berisiko stunting ini harus ditargetkan bisa menurun secara signifikan di tahun 2024 dibawah target nasional," kata Sarlandy saat pembukaan kegiatan verifikasi dan validasi data Keluarga Beresiko Stunting (KRS) bagi kader tim Pendamping Keluarga (TPK) di Gedung Sopo Partungkoan Tarutung, Selasa, (19/7/2022).
Menurutnya, tim TPK harus menjadi ujung tombak percepatan penurunan stunting karena tugas TPK itu merupakan tugas yang sangat mulia karena mempersiapkan generasi muda yang sehat, bebas stunting dan berkualitas mulai dari pendampingan calon pengantin, ibu hamil, ibu menyusui dan paska salin yang memiliki anak balita.
Wakil Bupati yang juga Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) berharap agar seluruh perangkat daerah yang masuk dalam TPPS turut mendukung dan menguatkan TPK dalam hal pendampingan keluarga.[br]
Sementara Kepala Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Sumatera Utara yang diwakili Rabiatun Adawiyah berharap bisa mendapat hal yang positif terkait kegiatan TPK.
"Kami ingin berinteraksi langsung dengan TPK karena mereka inilah nanti yang paling berinteraksi langsung dengan keluarga-keluarga yang beresiko stunting," ujarnya.
Sebelumnya Kepala Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DPPKBP3A) Donna Situmeang dalam laporannya menyampaikan jumlah TPK di Taput sebanyak 282 terdiri dari 846 kader yang tersebar di setiap desa/kelurahan. (BR 6)