Taput (harianSIB.com)Kepala Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan dan
Perlindungan Anak (PPKP3A)
Kabupaten Tapanuli Utara (Taput),
Donna Situmeang mengatakan,
Pemerintah Kabupaten Taput menargetkan prevalensi atau penurunan angka stunting sebesar 14 persen pada tahun 2024 ini.
Target sekarang adalah menurunkan prevalensi stunting menjadi 14 persen dengan cara monitoring dan evaluasi. Oleh karenanya diharapkan semua pihak meningkatkan sinergi dan fokus ke depan adalah intervensi super prioritas.
"Kita harus dapat memastikan makanan bergizi sampai ke sasaran, serta memperkuat keterlibatan Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) tingkat kecamatan dan desa," kata Donna pada rapat koordinasi (rakor) monitoring dan evaluasi tindak lanjut intervensi sasaran paska intervensi serentak pencegahan stunting, di Kantor Dinas PPKP3A, Kamis, (8/8/2024).
Dikatakannya, pihaknya sudah melakukan intervensi sesuai ketentuan dan kebutuhan berdasarkan SK Bupati Nomor 155 Tahun 2024 tentang penetapan daftar kegiatan dan menu cegah stunting dan mengatur sebesar 7 persen dari Dana Desa (DD) untuk dipergunakan penanganan stunting di desa se-Kabupaten Taput.
"Tahun 2024 ini sudah meningkat dari tahun sebelumnya yang hanya sebesar 5 persen. Semoga segala upaya yang telah dilakukan pemerintah Kabupaten Taput bersama TPPS termasuk masyarakat akan memberikan dampak yang positif sehingga angka stunting semakin menurun," ujarnya.
Sekretaris Perwakilan BKKBN Sumut, Yusrizal Batubara dalam paparannya menyampaikan, prevalensi stunting di Taput dengan metode aplikasi Surve Kesehatan Indonesia (SKI) tahun lalu (2023) sebesar 27,4 persen, sedangkan metode aplikasi Elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (EPP-GBM) tahun 2024 menjadi 9,16 persen.
Sementara itu. Kabid Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan, Rosinta Hutabarat, menjelaskan, sebanyak 2.116 orang kader Posyandu se-Taput telah mengikuti workshop cara mengukur dan menimbang bayi dan balita. (**)