4 Anak di Tapteng Terlantar, Ibunya Dikabarkan Menikah Kembali

Rosianna Anugerah Hutabarat - Selasa, 22 Juli 2025 21:42 WIB
(Foto: Rosianna Anugerah Hutabarat).
Dian Parman Waruwu, Yaatild Waruwu bersama neneknya di Desa Pagaran Honas, Badiri, Tapanuli Tengah, Senin (21/7/2025).
Tapteng(harianSIB.com)Dian Parman Waruwu (8), Yaatild Waruwu (7), Sofia Setiawan Waruwu (4), dan Exilelita Waruwu (2) hidup terlantar setelah ayahnya mendekam di Lapas Sibolga akibat kasus KDRT tahun 2023 lalu dan ibunya pergi menghilang tanpa kabar.

Entah apa yang merasuki ibu keempat anak tersebut hingga tidak peduli kepada anaknya. Semestinya ibu sebagai penopang dan penuntun anak-anaknya dalam mengarungi kehidupan dikala peran ayah tidak lagi didapatkan.

Tanggungjawab sebagai orangtua dilepas hingga berembus kabar ALZ dikabarkan telah menikah kembali pada Juni 2025 lalu.

Hingga berita anaknya yang terlantar ditayangkan di beberapa media, ALZ belum menemui keempat anak tersebut. Hal itu diterangkan oleh Fatrianus, Kepala Dusun 3 Pagaran Honas kepada Jurnalis harianSIB.com.

"Kami miris mendengar kabar tersebut. Saya dengar ibunya telah menikah kembali," kata Fatrianus, Kepala Dusun 3 Pagaran Honas, Kecamatan Badiri, Tapteng, Senin (21/7/2025) lalu.

Dia juga menyayangkan tindakan yang diambil oleh ibu keempat anak tersebut. Mengingat akibat tindakan ALZ kini keempat anaknya hanya diasuh oleh seorang nenek lansia.

Senada diungkapkan Kepala Desa Pagaran Honas, Herianto. Dikatakannya, Pemerintah Desa telah berupaya memberikan bantuan guna menyambung hidup keluarga tersebut. Warga juga dikerahkan untuk menjaga anak dari Feberudi Waruwu.

"Kita telah menyalurkan bantuan langsung tunai yang dianggarkan dari dana desa dan juga beras. Untuk rumah juga dipinjam-pakaikan warga setempat," ucapnya.

Upaya lain yang tengah diusahakan oleh Pemdes, sambung Herianto, mengupayakan agar keempat anak tersebut segera dievakuasi ke panti sosial terdekat guna memberikan kehidupan yang lebih layak. Sebab mengandalkan bantuan pemerintah setiap bulannya, sepertinya tak cukup.

Keterbatasan anggaran desa membuat penanggulangan secara berkesinambungan atas keempat anak itu menjadi kendala.

"Kalau dari anggaran desa tidak mencukupi dan ekonomi saya tidak mumpuni sehingga panti sosial menjadi solusi yang baik," jelas Herianto.

Kades Pagaran Honas juga mengimbau agar pihak keluarga yang masih peduli agar segera menjemput keempat anak tersebut, jika tidak ingin mereka ditempatkan di panti sosial. (**)

Editor
: Eva Rina Pelawi

Tag:

Berita Terkait

Martabe

Bhayangkari Beri Bantuan Bagi Anak Stunting dan Penderita Kanker di Tanjungbalai

Martabe

Diduga Kesetrum Listrik, Pria di Siantar Utara Ditemukan Meninggal di Dalam Rumah

Martabe

SPPG Yayasan Generasi Bangsa Kecamatan Tukka Diresmikan

Martabe

Pemkab Tapteng Salurkan Bantuan Awal untuk Korban Kebakaran di Manduamas

Martabe

Belajar dari Siantar, DPRD Taput dan Dairi Pelajari Sistem Penyaluran Bansos

Martabe

Bupati Masinton: Keuangan Tapteng “Masuk ICU”, PAD Harus Digenjot