Sibolga
(harianSIB.com)Polres Tapanuli Tengah (Tapteng) tengah menangani kasus dugaan perkelahian antarsiswa SMA Negeri 1 Plus Matauli Pandan. Kapolres Tapteng, AKBP Wahyu Endrajaya, mengatakan pihaknya sudah memeriksa sejumlah saksi terkait insiden tersebut.
"Bukan untuk menangkap, tapi untuk meminta keterangan secara intensif dari beberapa siswa. Ada sekitar 14 siswa yang kami mintai keterangan," ujar Wahyu kepada wartawan di Mapolres Tapteng, Kamis (14/8/2025).
Ia menyebut, proses pemeriksaan belum sepenuhnya tuntas karena korban masih menjalani perawatan medis, sehingga belum dapat dimintai keterangan. Selain itu, seorang saksi kunci juga belum hadir untuk memberikan kesaksian.
Sebelumnya, informasi mengenai peristiwa ini beredar di media sosial. Salah satu akun Facebook, atas nama Ericson Maharaja, mengunggah foto seorang remaja dengan luka di bagian wajah, yang disebut sebagai korban pemukulan oleh sejumlah teman sekolahnya. Dalam unggahan tersebut, para pelaku diduga merupakan bagian dari kelompok yang disebut "Genk Nenek" di lingkungan sekolah.
Namun, Kapolres Tapteng membantah adanya keterlibatan kelompok genk sekolah dalam kasus ini. "Ini bukan pengeroyokan, tapi perkelahian atau penganiayaan terhadap korban berinisial S. Kejadiannya pada Selasa (12/8) sore sekitar pukul 15.30 WIB. Orang tua korban membuat laporan pada Rabu dini hari, pukul 00.25 WIB," jelas Wahyu.
Menurutnya, kasus ini berawal dari kesalahpahaman antara dua siswa. "Permasalahan dipicu cekcok mulut. Setelah itu, mereka bertemu di lokasi kejadian, di Jalan Baru, lalu terjadilah perkelahian," tambahnya.
Wahyu mengatakan dirinya ikut langsung menangani perkara tersebut. "Besok paginya, saya bersama beberapa personel langsung mendatangi sekolah untuk menindaklanjuti masalah ini," ungkapnya.
Pihak kepolisian masih melanjutkan pemeriksaan saksi-saksi untuk memastikan kronologi dan duduk perkara insiden yang melibatkan siswa sekolah unggulan di bawah Yayasan Matauli tersebut.(**)