Simalungun
(harianSIB.com)Musim kemarau melanda wilayah Kecamatan
Silimakuta Kabupaten
Simalungun sekitar 4 bulan lebih. Hal itu membuat tanah di perladangan kering dan berdebu.
Tanah di perladangan yang kering akibat kemarau kehilangan banyak air, sehingga selain berdebu tanah itu juga menjadi keras, pecah-pecah dan sulit ditanami karena tidak efektif bagi pertumbuhan tanaman.
"Kondisi ini sangat berdampak pada pertanian karena menghambat laju pertumbuhan tanaman," kata Ketua Kelompok Tani Juma Bolon Saribudolok, Edwin ST, Rabu (10/09/2025).
Selain itu, sebut Edwin, keadaan itu juga membuat petani menunda musim tanam. Pasalnya, tanaman tidak akan tumbuh jika ditanam dengan keadaan tanah yang kering akibat musim kemarau.
"Kamarau ini cukup panjang, sudah 4 bulan lebih. Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Sinar matahari pun cukup menyengat dan kadang disertai angin kencang, sehingga tanah di ladang cepat kering dan berdebu," ujarnya.
Edwin menyebut, selain tanah kering dan berdebu, musim kemarau juga membuat bak-bak penampung air di perladangan kering. Jika ada petani yang sudah sempat menanam tanamannya, terpaksa membawa air dari rumah untuk kebutuhan tanaman.
"Hal itu dilakukan dilakukan petani untuk menghindari gagal panen. Kalau tidak dilakukan dengan cara seperti itu (membawa air dari rumah) dipastikan tanaman akan gagal panen memuat petani rugi," katanya sembari berharap hujan cepat turun agar tanaman petani tumbuh subur. (**)