Medan(harianSIB.com)
Anggota DPRD Sumut Dapil Tapanuli, Manaek Hutasoit, mendesak Komisi Pengawasan Pupuk dan Pestisida (KP3) segera turun ke Tapanuli Utara (Taput) dan Tapanuli Tengah (Tapteng) untuk mengawasi kenaikan harga pupuk yang melebihi Harga Eceran Tertinggi (HET), sehingga sangat meresahkan petani dan dikhawatirkan akan menurunkan produktivitas pertanian secara signifikan.
Menurut Manaek Hutasoit kepada wartawan, Minggu (26/10/2025), melalui sambungan telepon, di Medan ,mengungkapkan, harga pupuk NPK Phonska di sejumlah desa telah jauh melampaui Harga Eceran Tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah.
"Di Desa Gunung Marijo, Kecamatan Pinangsori, Tapteng, harga satu zak pupuk Phonska bersubsidi sudah mencapai Rp180 ribu. Sementara di Desa Sibandang dan Papande, Kecamatan Muara, Taput, harganya mencapai Rp155 ribu per zak. Padahal harga HET hanya berkisar Rp93 ribu-Rp110 ribu per zak. Ini sudah sangat memberatkan petani," ujar Manaek.
Baca Juga: Pemkab Tapteng Siapkan Situs Bongal Jadi Destinasi Internasional Berdasarkan ketentuan resmi Kementerian Pertanian dan PT Pupuk Indonesia,
HET pupuk bersubsidi jenis NPK Phonska ditetapkan sebesar Rp1.840 per kilogram, atau sekitar Rp92.000 per zak isi 50 kilogram. Dengan demikian, harga pupuk yang dijual di Taput dan Tapteng saat ini telah melampaui
HET hingga hampir dua kali lipat.
Selain harga yang melambung tinggi, kelangkaan pupuk di lapangan juga menjadi persoalan serius. Sejumlah kios dan distributor tidak menyalurkan pupuk sesuai alokasi, bahkan ada indikasi menjual ke daerah lain dengan harga lebih tinggi.