Gunungsitoli(harianSIB.com)
Proyek revitalisasi bangunan SMA Negeri 3 Gunungsitoli yang bersumber dari APBN Tahun Anggaran 2025 senilai Rp2,15 miliar menuai sorotan publik. Sejumlah pihak menilai kualitas pekerjaan tidak sebanding dengan besaran anggaran yang telah digelontorkan pemerintah.
Aktivis anti-korupsi Kepulauan Nias, Abiyudhi Zai, kepada SIB News Network (SNN), Rabu (5/12/2025), mengungkapkan adanya dugaan ketidaksesuaian antara progres pekerjaan dan rencana anggaran biaya (RAB). Dari hasil peninjauan lapangan, sekitar 47 persen pekerjaan diduga tidak sesuai dengan spesifikasi teknis.
Menurut Abiyudhi, berbagai komponen yang seharusnya diperbarui justru masih menggunakan material lama. "Tiang bangunan kami perkirakan 80 persen memakai konstruksi lama, dinding 75 persen masih struktur lama, kusen pintu dan jendela sekitar 60 persen tidak diganti. Kerangka plafon 65 persen tetap memakai bahan lama, bahkan lantai tidak dibongkar, hanya dilapisi semen dan keramik baru," jelasnya.
Ia menyebut dugaan ketidaksesuaian terjadi hampir di 12 ruangan yang telah dikerjakan. Kondisi ini membuatnya mempertanyakan efektivitas perencanaan dan pengawasan proyek. "Kami mempertanyakan sejauh mana pengawasan dilakukan, apakah sudah benar-benar cermat dan intensif," ujarnya.
Baca Juga: Sebuah Pohon di Saewahili Nias Tumbang, Jalan Lintas Idanogawo–Gunungsitoli Sempat Macet Melihat indikasi penyimpangan tersebut, Abiyudhi meminta aparat penegak hukum, khususnya Kejaksaan Agung, melakukan audit mendalam. Ia memperkirakan potensi kerugian negara bisa mencapai lebih dari Rp500 juta. "Jika benar ada penyimpangan, kami berharap pihak yang terlibat diproses sesuai hukum agar ada efek jera, khususnya dalam
proyek pendidikan," tegasnya.
Menanggapi hal ini, Kepala SMA Negeri 3 Gunungsitoli, Si'Ari Gulo, menyatakan akan menyampaikan temuan itu kepada panitia proyek untuk ditindaklanjuti. "Secara umum dugaan ini tidak benar. Kami akan meminta panitia memberikan tanggapan resmi," katanya.(**)