Medan (SIB) -Harapan masyarakat Sumut kepada pemerintah untuk membangun ruas tol Medan - Berastagi tampaknya belum bisa diwujudkan dalam waktu dekat. Pasalnya proyek tol lintas dataran tinggi itu butuh biaya investasi sangat besar dan kawasan itu termasuk hutan suaka alam. juga reservasi mata air untuk PDAM Tirtanadi yang perlu dijaga kelestariannya.
Direktur Jembatan Direktorat Jenderal (Dirjen) Bina Marga Ir Irwan Zarkasih MEngSc kepada wartawan menyebutkan anggaran yang dibutuhkan untuk merealisasikan ruas tol Medan-Berastagi itu sangat besar atau diperkirakan mencapai Rp 7 triliun.
"Pemerintah prinsipnya berkeinginan membangun ruas tol Medan-Berastagi itu, tapi itu masih untuk program jangka panjang. Alasannya, selain membutuhkan dana yang besar Rp 7 triliun, geometriknya juga sangat sulit," kata Irwan Zarkasih di sela Seminar Nasional Teknik Jalan (SNTJ) 2018 yang digelar DPD Himpunan Pengembangan Jalan Indonesia (HPJI) Sumut, Sabtu (17/11) di Library Digital Universitas Negeri Medan (Unimed).
Seminar nasional itu diikuti 250 peserta dan para pengurus HPJI antara lain Ir Bambang Pardede MEngSc yang juga ketua panitia pelaksana, Ir Harry Marbun yang juga Ketua AABI Sumut dan Ir Murlan Tamba. Para ketua assosiasi perusahaan dan asosiasi tenaga ahli juga terlihat hadir di antaranya Ketua Gapensi Sumut Ir TM Pardede dan Ketua Askonas Sumut Rikson Sibuea ST.
Iwan Zarkasih yang juga Ketua DPD HPJI DKI Jakarta itu mengaku, selain dananya yang besar rencana pembangunan tol itu cukup rumit karena jalur yang dilalui merupakan kawasan hutan suaka alam dengan ciri khas tertentu, yang mempunyai fungsi pokok sebagai kawasan pengawetan keanekaragaman tumbuhan dan satwa serta ekosistem yang juga berfungsi sebagai wilayah penyangga sistem kehidupan.
Agar pembangunan ruas tol Medan - Berastagi bisa nantinya terwujud dengan hadirnya investor, Iwan Zarkasih mengharapkan kepada Pemkab, tokoh-tokoh dan ikatan cendikiawan Karo bisa diintensifkan mengumpulkan dan melengkapi data-data soal lahan dan wilayah tersebut. Sehingga kalau ada investor yang siap, kata Iwan, sudah lengkap data-data daerah tersebut.
Iwan Zarkasih juga berharap kemacetan ruas jalan Medan - Berastagi yang kerap terjadi bisa segera teratasi. Apalagi Kabupaten Karo terkenal dengan sayur dan buah-buahan yang sudah sejak lama diekspor ke Singapura dan Malayasia. Untuk mengatasi kemacetan dan kesemrawutan lalulintas di ruas jalan itu diusulkan program jangka pendek yakni dengan membuat kantong parkir agar kendaraan bisa lalu-lalang dengan lancar.
Kemudian, program jangka pendek lainnya pada jam sibuk atau akhir pekan Dinas Perhubungan harus melarang truk melintas. Program jangka pendek yang sudah dijalankan kata Iwan adalah pengerasan di setiap tikungan solder jari dalam.
Khusus untuk masyarakat Sumut diimbau agar meningkatkan kepatuhan berlalulintas, saling menghargai dengan tidak melakukan serobot menyerobot. "Masyarakat Sumatera Utara kepatuhan lalu lintasnya rendah sekali. Akibat menyerobot jalan sering ruas jalan Medan - Berastagi macet," kata Iwan Zarkasih.
Sementara itu Gubernur Sumatera Utara diwakili Pelaksana Sekdaprovsu Ibnu S Hutomo saat membuka SNTJ 2018 mengharapkan kepada pemerintah pusat agar memberi perhatian serius untuk mengatasi kemacetan lalulintas di jalan nasional Medan - Berastagi dan masalah jalan Aek Latong yang hingga kini belum tuntas.
Ketua DPD HPJI Sumut Ir Umar Zunaidi Hasibuan MM juga mengakui bahwa ruas jalan Medan - Berastagi saat ini sangat macet dan membutuhkan perhatian semua stakeholder jalan untuk bisa mengurai kemacetan tersebut.
Umar yang juga Wali Kota Tebingtinggi ini mengharapkan kepada pemerintah pusat untuk memberikan perhatian serius mengatasi kemacetan lalulintas dengan membangun ruas jalan tol seperti yang diharapkan masyarakat Sumut. (R15/c)