Medan
(harianSIB.com)Di tengah ancaman kepunahan
Tuntong Laut (Batagur borneoensis),
Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA)
Sumatera Utara menunjukkan peran vitalnya dalam menjaga
keanekaragaman hayati. Sejalan dengan misi
Kementerian Kehutanan untuk memelihara ketahanan ekosistem,
BBKSDA Sumut aktif melakukan berbagai upaya penyelamatan spesies kura-kura air payau yang kini berstatus "kritis" (Critically Endangered) menurut IUCN Red List.
Bertepatan dengan Peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia, 5 Juni 2025, Kepala BBKSDA Sumatera Utara, Novita Kusuma Wardani, memaparkan dedikasi institusinya dalam melindungi satwa langka ini. "Kami rutin melaksanakan patroli penyelamatan di sepanjang pantai timur Suaka Margasatwa Karang Gading dan Langkat Timur Laut (SM KGLTL), khususnya pada musim bertelur di bulan Desember sampai Januari," ujar Novita, Kamis (5/6/2025).
Upaya ini membuahkan hasil signifikan. "Terbukti sampai saat ini telah berhasil menyelamatkan 89 butir telur. Penyelamatan telur ini sangat penting dilakukan terutama untuk menghindari ancaman predator di alam liar seperti biawak, babi hutan, bahkan manusia," tambah alumnus Fakultas Kehutanan UGM tahun 1994 tersebut.
Tuntong Laut bukan sekadar satwa langka; ia termasuk dalam daftar 25 spesies kura-kura terlangka di dunia versi Wildlife Conservation Society dan Turtle Conservation Coalition. Di Indonesia, statusnya sebagai satwa dilindungi diperkuat melalui Peraturan Pemerintah Nomor 7 tahun 1999 dan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor P.106/MENLHK/SETJEN/KUM.1/12/2018.
Keberadaan Tuntong Laut sangat erat kaitannya dengan ekosistem mangrove. Satwa ini berperan penting dalam regenerasi hutan mangrove dengan membantu penyebaran biji Brembang (Sonneratia caseolaris). Lebih lanjut, kotoran Tuntong Laut menjadi sumber nutrisi bagi biota kecil seperti ikan, kepiting, dan udang, yang pada gilirannya menjadi sumber protein bagi manusia.
Kawasan SM KGLTL, dengan luas ±14.827 Ha yang membentang di Kabupaten Deli Serdang dan Langkat, menjadi satu-satunya habitat Tuntong Laut yang diketahui di Sumatera Utara. Lokasi potensial di kawasan ini meliputi Beting Selotong, Beting Tuntong, dan Pantai Sarang Elang.
BBKSDA Sumut tidak hanya fokus pada penyelamatan telur, tetapi juga melakukan sosialisasi intensif kepada masyarakat desa di sekitar SM KGLTL. Upaya ini membuahkan kesadaran kolektif, terbukti pada tahun 2017 ketika masyarakat Desa Tapak Kuda secara sukarela menyerahkan 7 butir telur Tuntong Laut.
Editor
: Bantors Sihombing