Medan (harianSIB.com)
Pengamat politik dan sosial Shohibul Anshor Siregar menilai bahwa mentalitas kekuasaan yang dulu paling dikutuk anarkis, koruptif, manipulatif, dan abai terhadap rakyat kini justru makin menguat di hampir semua rezim pasca reformasi.
Fenomena ini, menurutnya, bukan sekadar persoalan politik, tetapi cerminan krisis multidimensional yang merusak struktur sosial, hukum, ekonomi, budaya, hingga fondasi peradaban bangsa.
Shohibul menegaskan bahwa reformasi gagal mentransformasi mental dan etika politik. Demokrasi berubah menjadi transaksi, elite mengejar rente, dan rakyat kian kehilangan kepercayaan.
Dalam masyarakat, ia melihat ketimpangan moral yang membuat publik menyesuaikan diri dengan sistem yang rusak, bahkan melupakan cita-cita reformasi.
Baca Juga: Otto Hasibuan Ungkap Komposisi Komite Reformasi Polri: 9 Anggota, Ada Menkum dan Mantan Kapolri Dalam hukum, ia menilai penegakannya berubah menjadi alat legitimasi
kekuasaan melalui selective enforcement.
Di sektor ekonomi, pembangunan yang elitis hanya menguntungkan segelintir orang. Sementara dari sisi budaya, nilai kesahajaan dan ketulusan terkikis oleh budaya pamer dan sinisme.
Editor
: Robert Banjarnahor