Tapanuli Selatan (harianSIB.com)
Di tengah duka dan luka akibat bencana alam banjir dan tanah longsor, harapan itu hadir melalui kebersamaan. Kapolda Sumatera Utara, Irjen Pol Whisnu Hermawan Februanto, bersama Ibu Ketua Bhayangkari Daerah Sumut, Ny. Mona Whisnu Hermawan, turun langsung ke wilayah hukum Polres Tapanuli Selatan untuk menyapa, menguatkan, dan merayakan Natal bersama masyarakat terdampak bencana, Sabtu (20/12/2025).
Berdasarkan rilis yang diterima dari Bid Humas Polda Sumut, Minggu (21/12/2025), kehadiran Kapolda Sumut di Gereja HKBP Hutagodang, Kecamatan Batang Toru, menjadi simbol nyata bahwa negara tidak pernah absen saat rakyatnya diuji. Ibadah Natal Oikumene yang digelar bersama para korban bencana berlangsung penuh khidmat dan haru. Tangis, doa, dan harapan menyatu dalam suasana kebersamaan yang hangat.
Dalam sambutannya, Kapolda Sumut menyampaikan pesan penguatan kepada masyarakat agar tetap tabah menghadapi cobaan. Ia mengajak warga untuk tidak larut dalam kesedihan, melainkan bangkit dengan semangat dan keyakinan bahwa setiap ujian akan dilalui bersama.
"Kami hadir bukan hanya sebagai aparat negara, tetapi sebagai saudara. Polri datang untuk berbagi rasa, memberikan semangat, dan membawa sukacita Natal kepada Bapak dan Ibu semua. Tetaplah kuat dan dekatkan diri kepada Tuhan, karena Dia tidak pernah meninggalkan kita," tutur Kapolda dengan penuh empati.
Baca Juga: Usai Ibadah Natal, Kapolda Sumut Cek Kesiapan Personel dan Infrastruktur di Tapanuli Selatan Sebagai bentuk kepedulian nyata, Kapolda Sumut menyerahkan bantuan sembako secara simbolis kepada perwakilan masyarakat korban banjir dan
tanah longsor. Bantuan tersebut diharapkan dapat meringankan beban warga sekaligus menjadi penguat bahwa mereka tidak sendirian menghadapi masa sulit ini.
Momen emosional semakin terasa saat prosesi mangulosi dilakukan oleh pimpinan gereja kepada Kapolda Sumut dan Ibu Ketua Bhayangkari. Ulos yang disematkan menjadi simbol doa, kasih, dan harapan agar kebersamaan antara Polri dan masyarakat terus terjalin erat.
Editor
: Robert Banjarnahor