Bekerja Bebas dari Pertentangan

* Oleh : Upa. Madyamiko Gunarko Hartoyo
- Sabtu, 23 April 2016 14:53 WIB
Kehidupan manusia penuh dengan gangguan dan kekacauan yang berakibat pada penderitaan. Sebagian besar di antara kita terombang-ambing karena kebencian, keserakahan, iri hati, kebodohan bathin dan sikap-sikap lain yang tidak baik. Bahkan dalam hal yang menyangkut keselamatan orang lain, rasa kemanusiaan tidak dipedulikan dikarenakan sikap - sikap buruk tersebut. Obat yang seharusnya untuk menyelamatkan nyawa orang lain justru dipalsukan. Makanan yang dimakan dengan tujuan untuk tubuh kuat dan sehat justru dijual dalam keadaan yang tidak layak dikonsumsi karena keserakahan ekonomi. Di sejumlah media kita dapat melihat bagaimana makanan basi diolah kembali, makanan digoreng dengan plastik agar lebih enak dan bahan pengawet atau zat berbahaya secara sengaja dicampur dalam makanan agar tidak rugi jika cepat rusak.Seseorang harus menjauhkan diri dari berbagai bentuk kegiatan seperti itu atau hal lain yang akan menambah kekacauan dan penderitaan pada orang lain. Sudah seharusnya tujuan kehidupan sebagai manusia adalah bagaimana dalam setiap kesempatan dapat memberikan kontribusi positif menuju keutuhan sosial dan tidak menambah pertentangan dalam kehidupan yang telah ada. Dimana dan kapan pun serta kepada siapapun, seseorang harus memilih cara hidup yang tidak menimbulkan gangguan dalam kehidupan masyarakat. Dalam ajaran Sang Buddha, kegiatan berdagang senjata, menjual dan menyiapkan minuman keras, menjual racun dengan tujuan tidak baik adalah mata pencaharian yang tercela. Umat Buddha harus menjauhkan diri dari pekerjaan yang dapat merugikan orang lain.Dalam Manggala Sutta, Sang Buddha menjelaskan "bekerja bebas dari pertentangan " merupakan salah satu dari tigapuluh delapan berkah utama. Kebiasaan dalam bekerja sebaiknya tidak tercela. Menjadi seorang pedagang bukanlah pekerjaan tercela, bila hanya menjual barang yang bermanfaat dan dilakukan dengan benar. Namun, tidak hanya jenis barang yang bermanfaat, bila barang yang dijual tidak sesuai beratnya atau mutunya tidak sesuai dengan yang dijanjikan, hal itu sudah tercela. Segala jenis kegiatan, mata pencaharian, atau jabatan yang bebas dari celaan adalah bilamana tidak merugikan diri sendiri dan orang lain atau masyarakat.Kunci utama seseorang ingin menjalani pekerjaan atau profesi dengan sikap tidak tercela, adalah dirinya harus meyakini pekerjaan yang dilakukan dapat memberi manfaat besar untuk orang banyak. Oleh karenanya, "bekerja bebas dari pertentangan" akan memberikan berkah utama seseorang karena hal tersebut akan berdampak positif ke seluruh masyarakat. Pekerjaan yang tercela secara tidak langsung akan menimbulkan penderitaan masyarakat luas karena perselisihan, kecemasan, kerugian ataupun hal buruk lain yang dapat ditimbulkannya.Coba bayangkan betapa menderitanya seorang anak yang harus kehilangan orang tuanya karena membeli obat palsu. Bayangkan juga berapa besar biaya seseorang yang masuk rumah sakit karena menikmati makanan atau barang yang tidak sesuai mutunya. Kesulitan biaya dan ekonomi yang dihadapi akibat hal - hal tersebut akan akhirnya akan mendorong seseorang melakukan kejahatan seperti merampok, mencuri dan hal buruk lainnya. Penderitaan yang ditimbulkan dapat menyebabkan rangkaian penderitaan lain di tengah masyarakat. Secara tidak sadar penderitaan akibat pekerjaan yang tercela yang telah dilakukan seseorang dapat juga menimbulkan masalah keluarga terdekatnya. Seseorang harus mengambil tanggung jawab kepada setiap orang untuk menjalani kehidupan yang jauh dari pertentangan sehingga dapat mengurangi penderitaan. Untuk itu pekerjaan yang benar adalah apabila dikelola dengan baik untuk menberikan manfaat tidak hanya pada diri sendiri namun juga masyarakat luas. Dan pekerjaan tidak dapat dikelola dengan baik bilamana tidak dilakukan pada saat yang tepat, tidak sistematis dan tidak antusias. Kegiatan yang membuahkan hasil yang baik bila dapat menghargai waktu, mengelola secara benar dan berusaha tanpa mengenal lelah.Dengan bekerja tanpa pertentangan, seseorang akan mendapat dukungan dari orang lain di sekitarnya. Pedagang yang tidak tercela akan semakin banyak pelanggannya, pekerja yang tidak tercela akan menanjak karirnya dan seseorang yang tidak tercela akan berada dalam lingkungan yang positif sertai tidak dibayang-bayangi rasa bersalah. (l)

Berita Terkait

Mimbar Agama Buddha

Kapolrestabes Medan: Penjual BBM Eceran Rp50 Ribu per Botol akan Ditangkap

Mimbar Agama Buddha

OJK Komit Perkuat Tata Kelola dan Inovasi Keuangan Digital

Mimbar Agama Buddha

Gempa Bumi Guncang Sibolga, Pengungsi Berhamburan Keluar Posko

Mimbar Agama Buddha

Para Pemilik Kendaraan Antre Berjam-jam di SPBU Pamatang Raya Demi Dapatkan BBM

Mimbar Agama Buddha

Sinar Indonesia Baru Kolaborasi Pemkab Tapteng Bangun Jembatan Provinsi

Mimbar Agama Buddha

GKPI Doa Tengah Hari dan Beri Bantuan untuk Korban Banjir dan Tanah Longsor