Filsafat Buddha untuk Seorang Pemimpin

Oleh Upa. Madyamiko Gunarko Hartoyo
Redaksi - Sabtu, 07 November 2020 11:23 WIB

Warning: getimagesize(https://www.hariansib.com/cdn/uploads/images/2020/11/_5932_Filsafat-Buddha-untuk-Seorang-Pemimpin.jpg): Failed to open stream: HTTP request failed! HTTP/1.1 404 Not Found in /home/u956909844/domains/hariansib.com/public_html/amp/detail.php on line 170

Warning: Trying to access array offset on value of type bool in /home/u956909844/domains/hariansib.com/public_html/amp/detail.php on line 171

Warning: Trying to access array offset on value of type bool in /home/u956909844/domains/hariansib.com/public_html/amp/detail.php on line 172
Internet
Ilustasi

Dalam bukunya "The Leader's Way", Dalai Lama memberikan hal berharga ke dalam bisnis terkait bagaimana para pemimpin dapat memanfaatkan ajaran Buddha untuk memimpin bisnis yang lebih bertanggung jawab dan sukses. Beliau menguraikan enam hal yang harus dimiliki setiap bisnis dan organisasi sebagai sebuah perusahaan dan sebagai nilai bagi setiap karyawan.

Yang pertama adalah terkait kemurahan hati. Mengejar kekayaan demi kekayaan dan keuntungan pribadi pada akhirnya akan menghancurkan perusahaan mana pun pada akhirnya tidak peduli seberapa besar perusahaan itu. Berikan penghargaan kepada orang lain dan jadikan kerja tim sebagai bagian penting dari perusahaan.

Berikutnya budayakan disiplin etika. Uang dan kekuasaan tidaklah jahat jika kita mendapatkan dan menggunakannya dengan cara yang benar. Keserakahan dan peluang terkadang dapat berjalan seiring, di satu sisi memberi uang dan sisi lain memberi kekuatan yang kadang tidak sesuai dengan kebijaksanaan kita. Pada akhirnya, jika kita mengikuti dorongan jahat dan hal inilah yang akan membuat perusahaan hancur karena kesalahan kita sendiri.

Salah satu hal terpenting lainnya yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin adalah mampu menahan reaksi sampai mereka memikirkan semuanya. Kesabaran mengambil sedikit lebih jauh dan memberitahu kita untuk menahan amarah dan menyambut pendapat yang berbeda tetapi konstruktif.

Berikutnya, orang-orang harus melihat bahwa kita menyukai bisnis yang dijalankan sehingga pengaruhnya dapat ditransfer kepada mereka dan dapat memengaruhi orang dengan antusiasme dan membuat mereka percaya pada proyek atau perusahaan yang kita dirikan. Semangat diri kita sendiri akan mendorong tim kita untuk menemukan minat mereka.

Filsafat yang cukup penting adalah konsentrasi. Pakar kepemimpinan spiritual mengetahui prioritas mereka dan tidak melupakan masa kini yang penting. Mereka dapat mengatasi kegagalan masa lalu dan kekhawatiran tentang masa depan untuk bekerja lebih baik di sini dan saat ini.

Terakhir namun bisa saja paling penting adalah kebijaksanaan. Pemimpin yang baik tahu bahwa perubahan itu konstan. Ketika kita memiliki kebijaksanaan, kita tahu bagaimana menghadapi kenyataan dan pada saat yang sama menerima bahwa solusi kita dapat rusak kapan saja.

Kita harus memahami bisnis tidak boleh hanya dimotivasi oleh keuntungan. Bahkan jika kita dapat mengatakan bahwa mendapatkan jumlah keuntungan maksimum adalah tujuan, nilai-nilai kita akan membuat kita hilang tanpa tujuan sampai kita tidak menemukan tujuan. Banyak perusahaan saat ini bekerja untuk tanggung jawab sosial perusahaan karena orang-orang terbaik untuk pekerjaan mereka mencari lebih dari sekedar keuntungan finansial dalam hidup mereka.

Hal bijak lainnya yang perlu kita pahami tentang menjalankan bisnis yang bertanggung jawab dan sukses, adalah cobalah rutin meditasi. Meditasi adalah kunci untuk melatih pikiran untuk membuat pilihan yang bertanggung jawab. Kita harus menempatkan meditasi sebagai rutinitas hari kita daripada melakukan tugas yang monumental. Bermeditasi demi ketenangan dan menemukan fokus kita lagi, bukan hanya ketika masalah muncul. Kita akan menemukan bahwa lebih sedikit kesulitan yang muncul ketika kita bermeditasi secara teratur karena kita selalu siap dengan solusi yang tenang.

Pahami juga, globalisasi dan perubahan adalah kenyataan yang harus dihadapi para pemimpin secara konstruktif. Berjuang melawan perubahan hanya memperpanjang hal yang tak terelakkan. Dengan tren yang berubah setiap tahun, masa hidup perusahaan menjadi lebih pendek. Jika kita tahu cara menerima perubahan yang terjadi dan tetap setia pada nilai-nilai kita, kita tidak perlu khawatir sama sekali.

Sistem nilai untuk perusahaan akan selalu memandu poin-poin penting dari keputusan dan membantu kita menyelesaikan apa pun yang menghadang. Penting bagi kita untuk menjaga standar moral dan merenungkan keputusan kita. Kita harus selalu menggunakan masalah moral dan etika untuk memandu semua tindakan dan keputusan kita untuk perusahaan. (f)


Tag:

Berita Terkait

Mimbar Agama Buddha

Keinginan Yang Tidak Wajar

Mimbar Agama Buddha

Kebenaran Utuh

Mimbar Agama Buddha

Lihatlah Kesempatan Yang Ada

Mimbar Agama Buddha

Bijaksana Dalam Ketidakpastian

Mimbar Agama Buddha

Tersenyum, Tak Perlu Khawatir

Mimbar Agama Buddha

Hidup Itu Keras, Inilah Cara Mengatasinya