Jakarta (SIB)- Dinas Pendidikan mendata dampak banjir di sekolah seluruh wilayah DKI Jakarta. Hasil pendataan diketahui bangunan sekolah di Jakarta Utara paling banyak mengalami kerusakan."Secara umum wilayah utara paling banyak setidaknya 20 persen mengalami kerusakan, kebanyakan merupakan bangunan SD," ujar Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta, Taufik Yudhi usai melihat kerusakan bangunan tembok di SDN 08 Duren Sawit, Jakarta Timur, Senin (20/1).Kebanyakan sekolah yang rusak berada dekat dengan pemukiman penduduk "Disana banyak bangunan sekolah yang dekat dengan wilayah pemukiman penduduk, seperti hal disini SDN 08 dan 07 dekat dengan pemukiman warga," tuturnya.Disdik belum berencana merelokasi sekolah yang menjadi langganan terkena banjir. Taufik mengatakan pihaknya berencana merombak bentuk bangunan menjadi bangunan panggung."Kita tidak akan relokasi karena bangunan SD seperti ini harus dekat dengan wilayah pemukiman. Mereka yang sering langganan kedepan akan kita fasilitasi dengan membentuk sekolah bertingkat seperti panggung," kata dia. Wamendikbud: Jam Efektif yang Hilang Akibat Banjir Harus DigantiWakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Wamendikbud) bidang kebudayaan Musliar Kasim mengatakan sekolah boleh diliburkan karena banjir, namun jam efektif yang hilang perlu diganti."Itu diatur oleh daerah. Boleh saja diliburkan, yang terpenting jam efektif tetap cukup," ujar Wamendikbud di Jakarta, Senin.Dia mengatakan, sekolah bisa mengganti jam efektif yang hilang setelah banjir usai. Hal itu dilakukan supaya pembelajaran tercapai.Sejumlah sekolah di beberapa daerah diliburkan menyusul banjir yang merendam wilayah tersebut sejak pertengahan Januari.Banjir merendam berbagai daerah seperti DKI Jakarta, Karawang, Bekasi, Manado, Pekalongan, Pati, Lampung, Indramayu, Palu dan lainnya.Beberapa sekolah pun, mengalami kerusakan akibat banjir. Seperti yang terjadi di Manado, sebanyak 72 sekolah rusak parah akibat banjir.Wamendikbud menambahkan pendidikan mengenai bencana sudah dimasukkan ke dalam kurikulum 2013. "Kami sudah mengintegrasikan dalam kurikulum yang ada. Juga memprakarsai agar sekolah aman," katanya.Pendidikan mengenai bencana di sekolah sangat penting mengingat Indonesia yang rawan terhadap bencana. Pengetahuan masyarakat mengenai bencana masih minim, dan hal itu mengakibatkan kepanikan ketika terjadi bencana.Sebelumnya, pakar gempa Agustan mengatakan pendidikan mengenai kebencanaan tersebut perlu dimasukkan ke kurikulum pendidikan. (detikcom/Ant/r)